Bandar Lampung, Lampung - Musibah banjir rob melanda perairan di Pulau Pasaran, Kecamatan Telukbetung Barat, Kota Bandar Lampung. Ratusan rumah warga serta jembatan penghubung menuju Pulau Pasaran ikut terendam yang disebabkan banjir rob, sehingga aktivitas warga sempat terhenti total.
Wilayah Pulau Pasaran ini merupakan sentra pengolahan ikan asin. Banjir rob yang merendam permukiman warga ini dengan ketinggian 10-15 cm, akan makin tinggi karena berbatasan dengan laut atau muara serta dekat dengan parit. Air laut mulai pasang pada pukul 06.00 WIB dan mulai memasuki belasan permukiman warga meski hanya menggenang, bahkan sampai ke jalan raya.
Menurut Firman, salah seorang warga di Pulau Pasaran, menuturkan, banjir rob ini merupakan yang ketiga kalinya. Pertama kali terjadi pada 2019, kemudian 2021 dan terakhir tahun ini 2022.
"Besok kayaknya lebih gede lagi, karena terang bulan, sampai beberapa hari ke depan baru mulai turun," kata Firman, Selasa (17/5/2022).
Firman menambahkan, banjir akan terjadi selama beberapa hari ke depan, dan dia sudah mewaspadai hal tersebut, karena banjir rob memang rutin karena pengaruh pasang surut dan gaya tarik bulan dan matahari.
"Banjir rob ini merupakan yang paling parah. Dan kemungkinan akibat reklamasi," ungkapnya.
Lanjut Firman mengatakan, semenjak tinggal di Pulau Pasaran banjir rob sejak 2019 lalu dan saat ini menjadi yang terparah. Banjir ini bahkan merendam jembatan penghubung yang menjadi akses transportasi.
"Jadi saya semenjak tinggal disini selama 40 tahun, baru sekarang saya melihat banjir rob sebesar ini. Rumah saya selama ini tidak pernah terendam, dan baru kali ini terenda banjir rob. Akses pulau pasaran terganggu, karena jembatan terendam," papar Firman.
Warga pulau pasaran, Toto Heriyanto menuturkan banjir rob sudah terjadi hampir satu pekan. Bahkan menurutnya, banjir rob kali ini lebih parah dari yang sebelumnya.
Biasanya, banjir rob terjadi setahun sekali. Namun kali ini banjir rob terjadi setiap 3 bulan sekali dengan intensitas ketinggian air yang cukup tinggi.
“Sudah 5 hari air rob naik sampai menutupi jembatan. Ini belum tinggi, nanti kayanya dua hari lagi bakal lebih tinggi,” tutur Toto.
Lanjut Toto menjelaskan, air laut mulai naik sejak pukul 5 pagi dan biasanya surut pada jam 11 siang. Setelah itu menjelang maghrib air akan kembali naik dengan ketinggian sepaha orang dewasa.
Tidak hanya menenggelamkan jembatan, rumah warga dan fasilitas umum lainnya pun turut terendam air laut sehingga aktivitas warga Pulau Pasaran sedikit terhambat. Selain itu, warga yang hendak ke luar Pulau Pasaran terpaksa harus menggunakan perahu karena jembatan terendam air dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan bermotor. (puj/mg1/chm)
Load more