Palembang - Di hadapan Majelis Hakim yang diketuai Hakim Yoserizal SH., MH., terdakwa Muddai Madang sempat meneteskan air mana saat dirinya dijadikan tersangka dugaan korupsi Masjid Sriwijaya dan PDPDE Sumsel.
Dalam sidang Muddai sempat mempertanyakan dijadikan tersangka dalam perkara dana hibah dan PDPDE Sumsel, padahal dirinya salah satu donatur tetap pembangunan Masjid Sriwijaya. "Kalau bicara Yayasan Wakaf, meskipun saya selaku bendahara bisa saya berani mengatakan minimal 60 persen biaya operasional Yayasan Wakaf itu dari saya, dan itu saya berikan Lillahitaala," kata mantan ketua panitia Asian Games ini dipersidangan.
Dijelaskannya, dirinya tidak menyangka kalau sampai berujung dengan permasalahan hukum terhadap pembangunan masjid, di mana anak dan istri serta keluarga sampai stres dan malu karena dituduh menggarong duit masjid.
Tidak hanya terhadap keluarga, sembari menyeka air mata Muddai Madang mengaku usaha dan bisnis yang dia bangun sejak lama saat ini hancur. "Orang mana mau lagi berurusan dengan orang yang dituduh merampok uang masjid serta maling duit gas, seperti usaha saya memasok produk Hyundai, Samsung serta Siemen semua sekarang sudah hilang," jelas Muddai sembari menahan tangis di persidangan.
Saat ini persidangan diskors terlebih dahulu, dan akan dilanjutkan pemeriksaan perkara dengan agenda mendengarkan keterangan terdakwa Alex Noerdin sebagai saksi untuk perkara atas nama terdakwa Muddai Madang.
Diwawancarai saat skorsing sidang, Heru Andeska SH., didampingi M Sakri Tawangsalaka SH., pengacara Muddai Madang mengaku keterangan dari kliennya itu adalah puncak kezaliman pihak kejaksaan dalam penetapan Muddai Madang sebagai tersangka, padahal dari awal persidangan faktanya tidak ada satupun saksi fakta dan ahli yang memberatkan kliennya. (jpa/wna)
Load more