"Kegiatan musik dan joget ala dugem di dalam rangkaian Kegiatan Jambore Daerah Sumatera Utara tersebut, sangat mencoreng nilai-nilai Kepramukaan di Sumatera Utara, bahkan Indonesia. Hilang romantikan gerakan Pramuka itu, hilang prinsip keapi unggunan Pramuka, Pramuka itu kan alam," kata H. Muchlis.
"Kenapa tidak dilakukan kegiatan yg lain, kita tidak mendidik nilai nilai Kepramukaan. Jangan la terjebak dengan eforia, sehingga kita lupa dan tidak menunjukkan identitas Kepramukaan kita. Kita punya nilai nilai kode etik di Pramuka dan ini yang membeda dengan organisasi organisasi lainnya," tegas Muchlis.
Muchlis Mengatakan, seharusnya Kegiatan Jambore Daerah atau Pesta Penggalang yang hanya bisa di dapat dalam 5 Tahun sekali, ini dapat dilakukan dengan kegiatan yang menggambarkan nilai-nilai pendidikan.
Halaman Selanjutnya :
"Semestinya Kegiatan Jambore dilakukan dengan kegiatan yang menggambarkan nilai-nilai Kepramukaan. Apalagi kegiatan di malam terakhir kegiatan dan masih banyak kegiatan yang lebih bermanfaat, tidak melakukan seperti di dunia diskotik berjoget ria seperti dugem, dan tidak melakukan satuan terpisah, sangat di sesalkan la kegiatan tersebut," tutup Muchlis. (zul/ade)
Load more