Bandar Lampung, Lampung - Dalam menekan angka penurunan stunting, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung mengalokasikan anggaran tambahan sebesar Rp2 miliar pada APBD perubahan. Saat ini angka stunting di Kota Bandar Lampung pada tahun 2022 turun menjadi 16,19 persen dari tahun 2021 yang mencapai 19,4 persen.
Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana menjelaskan, penanganan stunting menjadi satu di antara program prioritas pemerintahan pusat yang telah memberikan Rp7 miliar lebih untuk penanganan stunting di Kota Bandar Lampung. Untuk itu, ia menuturkan, Pemkot Bandar Lampung menambah anggaran sebesar Rp2 miliar, guna mencegah bertambahnya angka stunting dengan memastikan pemenuhan gizi.
"Tahun ini kita tambah anggaran Rp2 miliar, insyaallah tahun selanjutnya bertambah lagi guna mencukupi pemenuhan gizi anak di Bandar Lampung. Dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan kinerja tim penanganan stunting," kata Eva Dwiana, saat rembuk penanganan stunting di Aula Gedung Semergou, Senin (1/8/2022).
Ia juga meminta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kota setempat, untuk dapat bergerak lebih cepat menurunkan angka stunting tersebut.
"Supaya target kita di 2023 teratasi, BKKBN mulai bergerak secara bertahap kalau bisa menurunkan sampai zero atau 0, untuk stunting di Bandar Lampung," papar Eva.
Meski angka prevalensi jauh dari rata-rata pusat, lanjut Eva, pihaknya akan terus berkolaborasi dengan stakeholder terkait, dalam mengatasi stunting dan gizi anak.
"Kita juga berupaya semaksimal mungkin melalui posyandu, poskeskel, dan 31 puskesmas yang masih setiap hari keliling untuk memantau," ungkapnya.
Eva Dwiana mengharapkan angka Stunting di Bandar Lampung 0 persen. Karena menurutnya, pada tahun 2021 berdasarkan hasil Studi Status Gizi (SSGI) angka stunting di Bandar Lampung hanya 19,4 persen.
"Kita jauh di bawah pusat yang mencapai 24,4 persen. Kita harus kolaborasi capai target 0 persen," pungkasnya. (Puj/Aag)
Load more