Tapanuli Selatan, Sumatera Utara - Harga karet di Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut), turun drastis hingga mencapai 40 persen. Hal itu membuat Petani Karet Rakyat mengeluh karena omzet berkurang.
Satu di antaranya, petani karet warga Desa Sipangko, Kecamatan Angkola Muaratais, Cain Harahap membeberkan, turunnya harga karet ini sudah berlangsung dalam dua pekan terakhir. Ia juga sebutkan, bahwa harga karet biasanya Rp10 ribu per Kilogram, kini hanya Rp6.000 per Kg.
"Turun drastis dua pekan ini. Biasanya kita jual Rp10 ribu per Kilogram, sekarang cuma Rp.5.000 sampai Rp6.000 ribu rupiah kita jual ke pengumpul," ujar petani karet warga Desa Sipangko, Kecamatan Angkola Muaratais, Cain Harahap (40) kepada tvonenews.com, Sabtu (3/9/2022).
Selain Can Harahap, petani karet lainnya Cakwar Lubis (41) juga merasakan dampak penurunan harga karet rakyat ini.
"Penghasilan kita jelas berkurang dengan harga seperti ini" ujar Cakwar sedih.
Menurut Cakwar Lubis Sebelum harga karet turun, dengan luas kebun karet setengah hektar dan jumlah pohon karet 200 batang, Cakwar bisa menghasilkan 50 hingga 60 Kilogram getah kering per minggu.
Seharusnya, dengan harga Rp10 ribu per Kilogram, Cakwar bisa memperoleh Rp500 ribu hingga Rp600 ribu per minggu. Namun, dengan harga saat ini yang hanya 5 hingga Rp6.000 per Kilogram, Cakwar hanya memperoleh Rp300 ribu hingga Rp350 ribu per minggunya.
"Jelas berdampak sama kita Bang, Beratlah biaya hidup keluarga dan juga biaya keperluan sekolah anak anak," lanjut Cakwar.
Petani karet rakyat berharap, agar harga karet kembali ke kisaran Rp 10 ribu rupiah per kilogram. Apalagi saat musim hujan seperti saat ini, aktivitas petani akan berkurang karena karet tidak bisa di sadap. (Dho/Aag)
Load more