Jakarta, tvOne
Dia mengatakan itu, usai mendampingi Irjen Kementerian Pertania, Jan Samuel Maringka melakukan kunjungan ke industri pengolahan sarang burung walet milik DWS di Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, Sumut.
Menurut Lenny, PT DWS berencana mengekspor walet itu ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Untuk proses ekspor itu, manajemen DWS sudah mendaftar ke General Administration of Customs China (GACC) RRT dan tinggal menunggu audit.
“Kalau audit selesai dan ekspor walet DWS diperbolehkan, maka ekspor walet Sumut akan meningkat," katanya.
Sebelum DWS, sudah ada dua perusahaan dari Sumut yang mengekspor walet.
Volume ekspor sarang burung walet Sumut Januari-Juli 2022 sudah sebanyak 40,562 ton.
Total ekspor dengan pengiriman sebanyak 196 kali itu bernilai Rp581,418 miliar.
Pada 2021, ekspor sarang burung walet dari Sumut sebanyak 301,058 ton, dengan frekuensi pengiriman 1.313 kali senilai Rp3,723 triliun.
Ekspor sarang burung walet Sumut ke Amerika Serikat, Australia, RRT, Hong Kong, Jepang, Malaysia, Prancis, Singapura, Taiwan, dan Vietnam.
Direktur Utama PT DWS, Nelly Sudarty didampingi Komisaris Handoko mengatakan, perusahaan itu menargetkan bisa mengekspor sarang burung walet sebanyak 24 ton per tahun dengan tujuan ekspor walet itu ke RRT.
"Setelah selama ini masih dipasarkan di lokal, maka diharapkan sarang burung walet itu bisa segera diekspor," katanya pula.
Nelly mengaku, kalau sudah ekspor, maka produksi perusahaan itu tidak lagi dijual untuk pasar lokal agar fokus dan menjaga persaingan.
“Manajemen berharap, Karantina Pertanian dengan tentunya didukung Pak Irjen Kementan Jan S Maringka, bisa terus mendukung percepatan ekspor dengan dorongan agar dokumen perusahaan segera diteruskan ke GACC RRT untuk diaudit,"ujar Nelly. (umm/ant)
Load more