Tebo, Jambi - Seroang santri dari Pondok Pesantren berinisial RN buat heboh se-Kabupaten Tebo. Pasalnya, RN mengaku diculik ke orang tuanya dan ternyata pengakuan itu hanya sebuah prank yang dilakukan RN, agar tidak dimarahi orang tuanya.
Kejadian itu pun terkuak setelah dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dan motif RN mengeprank orang tuanya. Tak hanya orang tuanya saja dibohongi, publik juga ikut dibohongi. Atas ulahnya itu, RN meminta maaf atas prilakunya yang membuat warga dan aparat TNI-Polisi repot.
"Semua apa yang saya ceritakan salah pak, mohon maaf, saya takut dimarahi orang tua karena pengen keluar dari pondok pak," ujar RN kepada anggota Polsek sambil menangis.
Orang tua RN yang sudah tiba di Polsek, juga meminta maaf ke publik atas perilaku anaknya itu. Dirinya juga kesal atas ulah cerita anak kandungnya, sehingga merepotkan banyak pihak dan masyarakat Tebo.
"Maaf, atas apa yang dilakukan oleh anak saya. Atas ulah dari anak saya semua jadi repot, saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak polisi ,TNI dan masyarakat yang tanggap atas persolan ini," ungkap ayah RN yang didampingi istri di Polsek Tebo Tengah.
Sementara perwakilan pondok pesantren, bernama Alam Saputra juga membenarkan bahwa seorang santri yang ngarang cerita merupakan santrinya. Pihak ponpes juga menyampaikan bahwa santrinya itu kabur saat kegiatan non formal ketika santri tengah menunaikan sholat dhuha.
" Ucapan terima kasih dan permohonan maaf juga kami sampaikan kepada Polisi dan TNI. Mohon maaf juga sudah direpotkan atas cerita yang dikarang santri kami," ujarnya.
Sementara Kapolsek Tebo Tengah Iptu Dedi Tanto Manurung mengakui atas laporan tersebut pihaknya langsung bergerak cepat dan berkoordinasi keberbagai pihak, semua bentuk langkah awal yang dilakukan polisi saat menerima dan menindaklanjuti laporan dari masyarakat.
"Apa lagi kasus penculikan, tentu kita langsung bergerak. Tapi, bersyukur dan menjadi pelajaran buat kita semua, khusus para orang tua," ujarnya.
Atas insiden ini, kedepan Kapolsek juga menyampaikan kepada masyarakat agar tidak mengambil langkah salah dan meminta langsung berkoordinasi dengan pihak polisi dan tidak langsung memviralkan ke medsos apalagi melakukan penghakiman sendiri. (Tar/Aag)
Load more