Utamanya ini, lanjut Kharendra Muiz, terjadi pada sistem awan yang masih relatif tipis atau baru tumbuh. Pada kondisi tersebut umumnya komposisi awan masih didominasi parameter tetes air atau kristal es yang sangat kecil dan seragam bentuknya.
“Ketika dekat dengan Matahari sinarnya itu terdifraksi melalui tetesan air kecil atau kristal es dengan ukuran yang cukup seragam di awan,” ujarnya.
Sambungnya menjelaskan, fenomena optik ini sebenarnya adalah Fenomena Halo, yaitu fenomena optik atmosfer yang dihasilkan ketika Matahari bersinar melalui awan tipis dari kristal es.
Pelangi berwarna cerah biasanya terlihat selama musim panas. Saat Matahari sangat tinggi di langit, pancaran sinarnya kemudian membuat kristal es berbentuk segi enam menjadi berwarna-warni.
“Mitos turun temurun menyebut fenomena optik tersebut merupakan penanda peralihan musim,” terangnya.
Dikatakan, secara ilmu Meteorologi dapat dijelaskan bahwa fenomena optik yang terlihat adalah merupakan proses bertemunya cahaya Matahari dengan awan-awan yang tercipta dari butiran air ini akan membuat reaksi yaitu awan akan memantulkan.
Load more