“Jadi kalau malam kami tidur di teras rumah kakak ini pakai tikar, tidak ada tenda disediakan di sini, dan anak anak kami kalau malam di rumah keluarga di sana,” katanya.
“Harapan kami kepada pemerintah, mohonlah kami dibantu. Seperti ini lah kondisi kami sekarang. Saya juga di sini berusaha, supaya bisa cepat saya berusaha,” ucap ibu empat orang anak itu.
Meri mengatakan, kalau untuk memperbaiki rumahnya, ia tidak memiliki dana yang mencukupi, sehingga perhatian pemerintah sangat ia nantikan.
“Itu lah yang saya pikirkan sekarang, apa lah pekerjaan saya sehari hari masih bingung memikirkan itu. Rumah saya juga untuk tempat berjualan,” katanya dengan nada sedih.
Meri juga bercerita tentang apa yang ia rasakan saat gempa terjadi. “Saat terjadi gempa, rumah kami sudah roboh, tapi puji Tuhan kami selamat keluar dari dalam. Itu genteng sudah pada jatuh semua. Arus listrik juga sempat terbakar di sini. Untung lah kami selamat semua,” Meri menceritakan.
Untuk diketahui, sampai saat ini tim terpadu penanganan bencana alam Tapanuli Utara, masih terus melakukan pendataan rumah rusak dan jumlah korban. Ada ribuan rumah warga yang rusak parah, sedang dan ringan.
Sementara bantuan sembako dan lainnya terus berdatangan dari berbagai kalangan ke Posko Penanganan Bencana di Kantor Bupati Tapanuli Utara. (Ssg/Nof)
Load more