Mandailing Natal, Sumatera Utara - Proses belajar mengajar pada belasan sekolah di Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara berlangsung dalam kondisi sangat memprihatikan. Selain berbagi kelas dalam satu ruangan, guru dan murid selalu was-was karena takut bangunan sekolah sewaktu waktu ambruk.
Dari enam ruangan belajar di sekolah tersebut, yang bisa dipergunakan tinggal tiga ruangan. Proses belajar mengajar terpaksa dilakukan dengan cara berbagi satu ruangan untuk dua kelas.
Selain jauh dari kenyamanan, pada proses pembelajaran guru dan pelajar selalu was-was karena takut bangunan dari papan tersebut roboh. Terutama saat hujan dan ada angin bertiup.
Rosida Hasibuan, salah satu guru di sekolah tersebut menyebutkan kondisi tersebut sudah berlangsung sekitar lima tahun terakhir.
Banyak tiang bangunan sekolah yang terbuat dari kayu tersebut sudah lapuk bahkan sudah menggantung sehingga mudah goyang saat ada angin.
"Kondisi ruangan kelas kami sudah sangat memprihatikan, sudah rusak parah, dari enam ruangan yang bisa dipakai tinggal tiga. Terpaksa satu lokal dijadikan dua kelas. Gimanalah pak tidak ada lagi ruangan , sangat mengancam pak, sudah lima tahun seperti ini pak,” terang Rosida Hasibuan saat sejumlah media mengunjungi sekolah tersebut beberapa waktu lalu.
Salah satu siswa, Alya mengeluhkan kondisi sekolahnya karena suasana belajar sangat berisik. Antara kelas hanya dipisahkan papan triplek tipis sehingga suara dari kelas lain terdengar jelas.
"Sangat tidak nyaman, satu ruangan dua kelas, ribut sekali. Harapannya supaya sekolah kami diperbaiki,” harap Alya kepada Bupati Madina.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Madina, Lismuliyadi Nasution, saat ditemui Senin (17/10/2022) menyebutkan sedikitnya terdapat 15 sekolah negeri di Madina rusak parah.
Selain usia bangunan sudah tua, sekolah mengalami rusak parah setelah diterjang banjir, longsor dan terbakar.
"Dinas pendidikan tetap berkomitmen untuk menuntaskan masalah sekolah rusak tersebut, sesuai kemampuan keuangan kita, sekolah tersebut akan dibangun secara bertahap. Kita dahulukan yang menjadi prioritas, tahun 2023 kita tampung sekitar Rp 7 miliar,” ungkap Kadis Pendidikan.
Untuk tahun 2023, Dinas Pendidikan Madina telah menganggarkan dana sebesar Rp 7 miliar untuk pembangunan ruang kelas baru.
Dinas pendidikan Madina juga telah mengusulkan pembangunan ruang kelas baru kepada pemerintah pusat untuk pembangunan ruang kelas baru, terutama sekolah yang hancur akibat bencana alam.(RPR/LNO)
Load more