Palembang - Balai Besar Sungai Sumatera (BBWSS) VIII, menyiapkan dua pompa besar penyedot air dan 30 petugas yang bakal stanby di lapangan untuk mengantisipasi banjir di Kota Palembang.
"Tapi unik, terdapat titik di dalam kota Palembang [Jalan Basuki Rahmat-Hotel Harper- PTC] debut air masih menggenangi ruas jalan, kita usahakan agar air bisa cepat surut dan aktivitas kembali normal," ungkap Arlinsyah, didampingi Kasatker saat dijumpai di lokasi, Senin (18/10/2022)
Berkaitan dengan penyebab genangan air, Arlinsyah menjelaskan ada simulasi pasang-surut sungai Musi. Menurut informasi dari BMKG Palembang terdapat titik puncak pasang-surut, puncak pasang terjadi pada saat sore hingga malam hari jika pada pagi hari hingga siang posisinya surut, tapi kemungkinan nanti akan pasang lagi.
Titik rawan genangan air, sambung Arlinsyah ada 15 lokasi, namun untuk yang terdampak yaitu ruas jalan simpang Polda, dan terparah di sini, Jalan Basuki Rahmat.
"Kita telah menerjunkan beberapa personel dan 2 unit pompa yang di turunkan di Jalan Rajawali. Hal ini, dilakukan penarikan (sedot) air dari hulu ke hilir agar mempercepat proses masuknya air ke Sungai Musi," ujarnya.
Kekuatan daya sedot mesin pompa yang disediakan yakni 500 perdetik telah disiagakan di Rajawali dan 250/detik di lokasi ini.
"Kita juga memiliki 15 pompa kecil yang siap pakai, namun sebagaian dipinjam oleh pihak Pemkot," katanya
Sementara, Kasatker OP BBWSS VIII, Ari Adrian Lubis menambahkan estimasi waktu penyedotan mungkin sore hingga malam hari, mudah mudahan segera surut jika malam nanti tidak hujan lagi.
"Jika sampai malam nanti cuaca masih hujan maka penyedotan akan berlanjut lagi," jelasnya.
Personel dan peralatan akan kita siagakan di titik titik rawan, namun tak semuanya dapat diakomodir, hanya yang terparah seperti Sekip Bendung dan di Bendung Tengah [Rajawali] diutamakan.
Sebenarnya Topografi Palembang ini flate, dari kondisi terdahulu terdapat pertemuan tiga sungai besar dan pengaruh pasang-surut.
"Jika intensitas hujan besar maka kondisi pasang akan terjadi tahun menahun seperti ini. Tinggal bagaimana upaya kita meminimalisirnya," ucap Ari.
Masalah ini, tak hanya menjadi suatu persoalan bagi BBWSS VIII saja, namun ini harus menjadi perhatian kita bersama, mulai dari masyarakat dan instansi ikut terlibat.
"Seperti drainase di wilayah ini, sebenarnya tanggung jawab dan fungsi bukan hanya BBWSS tapi Cipta Karya. Kemudian masyarakat juga diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan dan jangan mendirikan bangunan di dekat aliran sungai," tutupnya (PEB/LNO)
Load more