Tapanuli Tengah, Sumatera Utara – Satu individu orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) menampakkan diri di kawasan hutan Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Penampakan orangutan ini muncul di dua desa, salah satunya di kawasan hutan di atas jalan lintas Sumatera batu lobang Desa Simaninggir, dan di Desa Mardame, Kecamatan Sitahuis. Sejauh mata memandang, orangutan ini menjadi tontonan warga yang sedang melintas, dan mencoba mengabadikannya dengan telepon genggam, meskipun tak mendapatkan kualitas foto atau rekaman video yang bagus karena jarak yang jauh.
Perwakilan BKSDA Provinsi Sumatera Utara, Manigor Lumbantor mengatakan, kemunculan orangutan yang beranjak dewasa itu pada Senin (17/10/2022) lalu, diduga sedang mencari pasangan.
Namun belum diketahui pasti jenis kelamin orangutan tapanuli itu.
“Jadi mungkin dia itu mulai beranjak dewasa dan mencari istilahnya pasangannya, atau mungkin juga muncul karena saat ini di kawasan hutan di Kecamatan Sitahuis sedang musim durian,” sebut Manigor kepada tvonenews.com, Jumat (21/10/2022).
Tim BKSDA yang turun ke lokasi bersama kepolisian dan aparat desa, berhasil menghalau orangutan Tapanuli tersebut agar tidak mendekat ke pemukiman warga.
“Kemarin (Kamis 20/10/2022), laporan kepala resortnya itu, bahwa orangutan itu sudah mengarah ke kawasan hutan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan,” jelasnya.
Menurut Manigor, kemunculan orangutan itu belum memicu konflik dengan masyarakat. “Keberadaan lokasi kemunculan orangutan tersebut masih di kawasan ekosistemnya. Jadi belum bisa dikatakan konflik,” kata dia.
Manigor juga mengungkapkan, kemunculan orangutan Tapanuli di kawasan hutan Kecamatan Sitahuis, terjadi September 2022 lalu. “Kalau setahu saya di Desa Mardame itu kemunculan orangutan Tapanuli pada bulan September itu ada, tapi udah dihalau juga. Tapi kita gak bisa memprediksi, apakah itu juga yang muncul. Kecuali kalau ada ditangkap, ini kan dihalau,” katanya.
Dengan kemunculan orangutan Tapanuli, BKSDA mengimbau masyarakat agar tidak menangkap, melukai serta tidak membunuhnya. “Kita juga menghindari menangkap. Jadi tim kita mengimbau masyarakat agar jangan melukai atau membunuh, kalau memang ada situasi yang merusak tanaman agar segera melaporkan ke kita, dan sejauh ini tidak ada laporan dari tim kita di sana, belum ada istilahnya keluhan masyarakat akibat kemunculannya,” ungkap Manigor.
Hal senada juga disampaikan oleh Camat Sitahuis, Johny Anry Sinaga terkait fenomena kemunculan orangutan Tapanuli di wilayah yang ia pimpin itu.
“Iya, sebulan lalu muncul orangutan di kawasan hutan di kawasan hutan Desa Kecamatan Sitahuis. Mungkin karena sekarang sedang musim durian, atau bagaimana sehingga muncul orangutan kita belum tahu pasti,” katanya.
Johny memprediksi, orangutan yang beranjak dewasa itu berjenis kelamin betina. “Mungkin betina ya, itu menurut prediksi dan kata warga,” pungkasnya. (ssg/wna)
Load more