Tanggamus, Lampung - Meski di tengah kepungan banjir, tak menghalangi niat pasangan mempelai Jainal Arifin dan Sulis Susilawati asal Pekon (Desa) Karang Rejo, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, Lampung, untuk menggelar resepsi pernikahan.
Mereka tetap melangsungkan resepsi pernikahannya di tengah musibah banjir yang merendam ratusan rumah warga.
Bahkan air banjir menggenangi lokasi resepsi pernikahan hingga ke dalam tarup dengan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. Pesta pernikahan yang digelar di tengah musibah banjir ini dilakukan pada Kamis (27/10/2022) itu pun viral di media sosial.
"Karena banjir, undangan yang datang sedikit. Dari 1200 orang undangan, yang hadir dalam resepsi kisaran tidak lebih dari 100 orang tamu undangan," kata Sulis Susilawati, Minggu (30/10/2022).
Sulis Susilawati mengungkapkan, perasaannya merasa sedih karena resepsi pernikahannya berlangsung di tengah kepungan air banjir. Selain itu, banyak tamu undangan tidak bisa hadir karena diguyur hujan dan motornya mengalami mogok akibat banjir.
"Perasaannya pasti sedih. Karena yang pertama kok seperti ini. Terus yang kedua, temen-temen banyak yang tidak hadir karena motor banyak yang mogok akibat banjir," ungkapnya.
Sulis menjelaskan bahwa akad nikah dilaksanakan pada pukul 09.00 wib dan selesai pukul 10.00 wib dengan diiringi hujan deras dari pagi hari. Usai melangsungkan akad nikah, suasana bahagia berubah menjadi suasana bingung, baik dari pengantin, keluarga dan saudara yang membantu dalam acara tersebut.
Sulis pun tidak pernah menduga sebelumnya musibah banjir bakal terjadi di momen terindah dalam hidupnya. Sedangkan undangan sudah terlanjur disebar sepekan sebelumnya.
"Banjir bandang luapan Sungai Way Semaka mulai masuk tarub dan semakin besar hingga alat-alat masak pun ikut terbawa derasnya air," jelasnya.
Panitia berusaha mengamankan perlengkapan di tempat aman, meja prasmanan pun di pindah di pintu masuk yang lebih tinggi. Tampak suasana undangan dan keluarga duduk di kursi di atas air. Untuk duduk di pelaminan, kedua pengantin harus digendong agar busana pengantin tidak basah.
"Kedalaman air di dalam tarup hingga sepinggang orang dewasa hingga malam hari. Namanya musibah banjir dari alam, ya kami juga tidak bisa apa-apa," ucapnya.
Sementara itu, Susi salah tamu undangan asal Wonosobo dan rekan rekannya ikut prihatin. Ia terpaksa datang sehari setelah resepsi pernikahan. Ia pun tidak berani menerobos derasnya air di jalan hingga 50 centimeter.
"Saya tidak bisa hadir ke resepsi pernikahan karena banjir. Motor pada mogok. Tiba-tiba motor saya mogok ditengah jalan," kata Susi.
Susi pun meminta kepada pemerintah daerah setempat untuk mengatasi musibah banjir ini agar tidak terus terjadi setiap tahun disaat musim hujan. "Harapannya ke depan semoga tidak ada banjir lagi. Mohon banget diatasi dan penanggulangan bencana agar banjir tidak terus terulang," harapnya. (Puj/ito)
Load more