Aceh Barat, Aceh - Lisma Dewi seorang ibu muda warga Layung Kecamatan Bubon, Kabupaten Aceh Barat, terpaksa harus melahirkan bayi perempuan dalam mobil ambulan tanpa ada pertolongan tenaga medis.
Ini terjadi saat ibu muda tersebut di rujuk ke Puskesmas Cot Simereng, Kecamatan Sama Tiga, karena ingin melahirkan, namun saat di dalam mobil ambulance tidak didampingi oleh bidan pendamping, sehingga ibu muda tersebut harus melahirkan bayi tanpa pertolongan medis.
Rasidi suami Lisma Dewi, mengaku sangat kecewa dengan pelayanan medis yang diberikan oleh petugas medis, karena saat dirujuk istrinya ingin melahirkan tidak didampingi oleh bidan saat dalam perjalanan.
Rasidi menjelaskan, Lisma Dewi istrinya mengeluh ingin melahirkan, ia mengaku meminta tolong pada pihak Puskesmas Layung Kecamatan Bubon dan menjumpai seorang petugas yang ada di situ untuk meminta ambulan.
"Setelah saya meminta ambulan setelah itu saya pulang, tidak lama kemudian ambulan sampai untuk menjemput istri saya, dan istri saya langsung dibawa oleh ambulan menuju Puskesmas Layung Kecamatan Bubon.” Kata Rasidi, Rabu (2/11/2022).
Rasidi menambahkan, saat istri dan ia sampai ke Puskesmas layung, istri saya tetap di dalam mobil dan tidak diturunkan untuk dimasukkan ke dalam Puskesmas dengan alasan tidak ada bidan.
"Kami disuruh tetap di mobil karena disampaikan oleh petugas yang ada di situ bidannya belum ada. Kurang lebih selama 30 menit kami menunggu dan istri saya masih di dalam mobil ambulan, karena terlalu lama dan istri semakin kesakitan (rasa ingin melahirkan) maka saya selaku suami dan keluarga memutuskan untuk minta dibawa ke Puskesmas Cot Seumeureung," ucapnya.
Tapi sayangnya, kata dia, saat membawa istrinya dirujuk ke Puskesmas Cot Seumereung yang didampingi oleh seorang petugas. Dalam perjalanan istinya pun melahirkan. Tapi sayang saat proses melahirkan petugas pendamping yang ikut menurutnya tidak mengambil tindakan apapun.
"Dalam perjalanan, tepat di Desa Blang Te'ah, tak diduga istri saya melahirkan di dalam mobil ambulan yang sedang berjalan. Karena yang mendampingi kami tidak ada penanganan proses melahirkan istri saya di dalam mobil ambulan tersebut, sehingga pada saat sampai di Puskesmas Cot Seumeureung Samatiga, anak saya sudah dalam keadaan kering," tuturnya.
Beruntung, kata Rasyidi, meski tanpa penanganan petugas saat melahirkan namun istri dan anaknya selamat meski sang bayi yang dilahirkan sudah dalam keadaan kering sesampai di Puskesmas Cot Seumeureng.
Saya masih bersyukur istri dan anak saya selamat, kalau istri dan anak saya tidak selamat siapa yang harus bertanggung jawab? Saya sangat kecewa terhadap pelayanan Puskesmas Layung, masak enggak ada bidan yang berjaga di situ,"
"Bahkan, saat kami sampai di Puskesmas Cot Seumeureung, petugas di Puskesmas itu juga menyampaikan kekecewaannya di hadapan kami dan petugas Puskesmas Layung atas pelayanan yang terjadi terhadap kami yang menyebabkan kefatalan istri saya sampai melahirkan di dalam mobil ambulan saat perjalanan menuju ke Puskesmas Cot Seumeureung," imbuhnya.
Sementara itu, Syarifah Junaida Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat membantah kalau tidak ada pelayanan dan tidak ada bidan pendamping dalam ambulance saat dirujuk.
"Bidan ada dalam mobil, cuma mungkin panik dan lupa membawa peralatan, bidankan manusia juga," kata Kadinkes Aceh Barat.
Meskipun begitu, Syarifah Junaida selaku Kepala Dinas Kesehatan mohon maaf jika masih ada kekurangan dan pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap tenaga medisnya.
"Dengan peritiwa ini, kita akan melakukan evaluasi, terhadap kinerja para medis terutama yang bertugas di Puskesmas," janjinya.(KHA)
Load more