Banda Aceh - Seorang anggota polisi yang bertugas di bagian Humas Polda Aceh yang bernama Aipda Samsul Bahri berhasil menyulap lahan tidur menjadi lahan produktif dengan konsep sistem organik.
Dengan berbekal ilmu pengetahun bertani yang ia dapatkan melalui media sosial, lelaki kelahiran asal Kabupaten Aceh Besar tahun 1983 menanam berbagai jenis tanaman sayuran, seperti kacang panjang, terong, cabai dan buah-buahan di lahan seluas 800 meter persegi yang terletak di Keutapang, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar.
Aipda Samsul Bahri Menunjukkan Hasil Panennya (tim tvOne)
Samsul menceritakan bahwa awal mula ia bercocok tanam karena termotivasi untuk mengembangkan ilmu pertanian setelah Ia mengikuti pelatihan di kepolisian pada tahun 2021 lalu.
Aipda Samsul Bahri saat Berseragam Humas Polda Aceh (tim tvOne)
Selain itu Samsul juga mengaku, banyak belajar ilmu pertanian menggunakan sistem organik dari media sosial.
“Bertani dengan menerapkan sistem organik merupakan cara yang mudah dan murah tanpa harus mengeluarkan modal yang besar, untuk menghasilkan hasil tanaman yang subur dan sehat untuk dikonsumsi,” katanya.
Samsul berharap, aktivitas bertani ini dapat mendukung ketahanan pangan terutama bagi keluarganya.
Samsul juga ingin kegiatannya ini menjadi contoh bagi masyarakat khususnya bagi para petani yang selama ini menggunakan sistem konvensional. dapat belajar bertani dengan cara mudah dan murah lewat pertanian system organik.
“Saya ingin mengedukasikan sistem bercocok tanam organik ini kepada para petani di Aceh yang selama ini menggunakan sistem konvensional agar kembali beralih menerapkan sistem organik. Dengan demikian petani dapat menekan biaya pengeluaran sebesar 50-70 persen, sehingga para petani di Aceh bisa menghasilkan keuntungan yang besar” ungkap Samsul.
Samsul juga ingin melepaskan ketergantungan para petani konvensional dari penggunaan pupuk pabrikan yang harganya saat ini tergolong sangat tinggi di pasaran.
Aipda Samsul Bahri dan Warga Setelah Memetik Hasil Panen (tim tvOne)
Meskipun hasil tanamnya saat ini hanya untuk dinikmati sendiri, namun tak sedikit warga sekitar yang datang ke kebunnya untuk membeli hasil dari pertaniannya itu. Irman (39) salah seorang kerabat Samsul mengaku sering datang dan membeli sayur-sayuran di kebun milik Samsul.
Menurut Irman, sayur dan buah-buahan dari hasil kebun Samsul sehat untuk dikonsumsi.
“Karena ditanam dengan menggunakan pupuk organik, sehingga bebas dari zat Pestisida yang berbahaya bagi Kesehatan jika dikonsumsi,” ujar Irman.
Selain itu, Irman juga mengaku kagum dengan sosok Samsul yang seorang polisi namun berhasil bercocok tanam dengan sistem organik.
Aipda Samsul Bahri dan Warga saat Memetik Hasil Panen (tim tvOne)
“Saya kagum dengan beliau, di tengah kesibukannya bertugas sebagai Polisi, bisa meluangkan waktunya untuk merubah lahan tidur menjadi lahan produktif,” katanya.
“Setidaknya ini bisa menjadi contoh yang baik bagi masyarakat sekitar untuk memanfaatkan lahannya yang kosong” sebut Irman.
Saat ini Samsul belum mematok harga dari hasil tanamannya itu, jika ada warga yang datang dan ingin membeli hasil tanamannya cukup membayar seikhlasnya saja.
Hal itu diakui Samsul karena orientasinya adalah mengembangkan ilmu bercocok tanam dengan sistem organik dan saling berbagi ilmu kepada para petani dan warga sekitar dalam memanfaatkan lahan kosong.
Aipda Samsul Bahri dan Warga saat Memetik Hasil Panen (tim tvOne)
Kedepannya anak yang terlahir dari enam bersaudara pasangan Yusuf Abdulah dan Zauhari ini juga bercita-cita ingin membangun komunitas petani organik di Aceh.
Ia bercita-cita nantinya komunitas ini bisa membangun sebuah pasar sehat yang hanya menjual sayur dan buah buahan organik.
“Sehingga dapat memudahkan masyarakat untuk bisa membeli sayuran dan buahan organik tanpa mengandung zat pestisida yang sangat beresiko bagi kesehatan,” katanya.(mfb/put)
Load more