“Ada kejurnas yang masih diikuti 50 kabupaten/kota, bahkan ada kejurnas yang kelas-kelasnya masih minim pesertanya. Jadi untuk meraih elit itu tidak sesusah kalau diikuti penuh. Ini juga jadi evaluasi kami,” katanya.
John juga menjelaskan, atlet elit terbagi lagi dalam dua kategori. Ada elit berdasarkan pantauan selama ini, ada juga elit yang baru muncul di empat besar dalam kompetisi yang sedang berjalan.
“Kita juga punya data kekuatan atlet secara nasional, jadi berdasarkan sport intelligence itu kita bedain elite yang biasa dah elite skala prioritas,” ucapnya lagi.
John mengatakan, cabor yang berpotensi meraih medali pada PON 2024 tidak bisa dilihat dari capaian Porprov yang baru saja selesai dilaksanakan. Untuk melihatnya, kata dia, bisa dilihat dari atlet atlet yang mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas).
“Hingga hari ini Sumut sudah mewarnai hampir semua cabang olahraga. Misalnya judo, selama ini kita tidak punya atlet, tiba-tiba sekarang 6 atlet kita dipanggil Pelatnas. Itu merupakan kemampuan yang bagus,” pungkasnya.
Begitu juga dengan cabor lain seperti taekwondo, yang beberapa waktu lalu hanya satu atlet, tapi sekarang sudah ada peningkatan. Kemudian cabang-cabang lain seperti Petang dan Gate Ball yang sudah meraih emas di Kejurnas.
“Ini menjadi catatan bagi kita. Jadi kita tetap evaluasi, termasuk cabang-cabang pribadi. Minggu ini mungkin jujitsu akan mengikuti Kejurnas,” ucapnya mengakhiri. (SGH/LNO)
Load more