Langkat, Sumatera Utara - Pada tahun 2023 mendatang pemerintah Kabupaten Langkat akan mulai membesarkan tanaman gaharu di 240 desa yang ada di Kabupaten Langkat. Hal ini disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Langkat, Syah Afandin saat mengunjungi pengusaha pengelola hasil kayu gaharu di Jalan Pinang II Dusun Rejo Sari, Desa Kwala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.
"Dimulai tahun 2023 mendatang, gaharu Langkat harus bisa menjadi besar. Saya akan mengajak 240 desa yang ada di Langkat, untuk bersama menanam pohon gaharu dan menjadikan penghasilan untuk desa," ucap Plt Bupati Langkat, Syah Afandin.
Syah Afandin juga berharap pada ulang tahun Kabupaten Langkat mendatang tanaman gaharu ini bisa diperkenalkan kepada masyarakat.
"Saya berharap nantinya, gaharu diperkenalkan kepada seluruh masyarakat Langkat. Salah satu caranya, CV Cahaya Gaharu Langkat membuat stand pada HUT ke-273 Langkat di tahun 2023 mendatang," harap Plt Bupati Langkat.
Sementara itu, Kordinator CV Cahaya Gaharu Langkat, Solihin menyampaikan, pihaknya telah mengelola kayu gaharu selama 10 tahun, berawal dari tahun 2012 yang lalu.
Dari hasil pengelolaan kayu gaharu, pihaknya telah menghasilkan delapan produk diantaranya teh gaharu, air destilasi gaharu, bakhoor gaharu, sabun gaharu eksklusif, sabun mandi gaharu, kopi gaharu, rebusan herbal gaharu (sedang uji lab) dan kapsul kulit buah gaharu.
Dari delapan produk yang dikelola itu, pihaknya baru miliki dua produk yang sudah ada izin Badan POM, yakni teh dan sabun. Uniknya, pengelolaan gaharu ini tidak memiliki limbah.
"Hasil pengelolaannya tidak ada yang menjadi limbah sedikitpun, dikarenakan semua dapat dikelola mulai dari daun sampai akar pohon gaharu. Maka dari itu, kami memohon dukungan dari Bapak Plt Bupati Langkat untuk mendapatkan Badan POM di delapan produk yang kami buat ini," ungkap Solihin saat dikonfirmasi awak media, Kamis (24/11/2022).
Solihin juga menyampaikan bahwa dari banyak hasil produk olahan gaharu, yang paling menjanjikan keuntungannya adalah minyak yang sudah disuling. Dari satu liter minyak hasil gaharu menghasilkan keuntungan berkisar Rp300 juta.
Sementara untuk satu liter minyak memerlukan 1,5 ton kayu gaharu dan penyulingannya membutuhkan waktu 48 jam. Sehingga biaya operasional atau pekerjaannya hanya sebesar Rp680 ribu.
"Pohon gaharu siap dipanen pada usia delapan tahun, namun saat diusia tiga tahun, pohon gaharu sendiri harus dipaku agar nantinya memiliki banyak minyak untuk disuling," jelasnya. (tht/wna)
Load more