Aceh Tengah, Aceh - Belasan ekor kawanan gajah sumatera liar kembali turun ke pemukiman warga tepatnya di Desa Karang ampar, Kecamatan, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah.
Kawanan gajah liar tersebut turun ke pemukiman warga lantaran saat ini tutupan hutan dimana habitat para gajah itu selama ini berada mulai terjadi kerusakan.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Agus Ariyanto menyebutkan, selama ini pihaknya telah berupaya melakukan penggiringan kawanan gajah yang jumlahnya mencapai belasan tersebut namun kembali lagi ke pemukiman warga.
"Iya memang selama ini kami bersama-sama masyarakat terus melakukan penggiringan, cuma kami memang perlu komunikasikan lagi wilayah kawasan ini. Artinya gini daerah nyamannya dia [gajah] sudah terganggu, tapi kami tetap melakukan penanganan," kata Kepala BKSDA Aceh, Agus Ariyanto, Selasa, (29/11/2022).
Kata dia, saat ini para rangers dari BKSDA sedang terus melakukan upaya-upaya maksimal dalam melakukan penggiringan kawanan gajah liar tersebut, hingga saat ini pihaknya sedang mndiskusikan langkah yang tepat dalam menggiring kembali ke kawasan hutan yang menjadi habitat gajah-gajah tersebut.
Saat ini, kata dia, wacana menggunakan gajah jinak juga sedang dikaji bersama dalam menggiring kawanan gajah tersebut yang terus kembali meski sebelumnya sudah berhasil digiring ke habitat mereka lantaran kawasan para gajah tersebut berlindung dan mencari makan mulai rusak.
Diketahui adanya kerusakan tutupan kawasan hutan tersebut, kata Agus, saat para petugas yang melakukan penggiringan di kawasan hutan tempat habitat gajah-gajah itu selama ini berlindung sering mendengar suara mesin gergaji kayu (chainsaw).
"Kita sekarang sedang mendiskusikan penggunaan gajah jinak, dan saat ini sedang berupaya kita siapkan. Karena memang beberapa kali kita lakukan penggiringan mereka kembali lagi. Karena memang disana terganggu juga dia kembali ke kawasan hutannya. Tapi kita berupaya terus mendorong pakai gajah jinak ini sedang kita upayakan. Kalau kajian kerusakannya kan belum ya, tapi teman-teman bisa melihat secara kasat mata aktivitas di sana seperti bunyi mesin ya," ucapnya.
Agus menduga di daerah tersebut terjadi pembalakan liar yang membuat kawasan hutan sekitar daerah itu menjadi rusak berdasarkan temuan petugas di lapangan.
Akan tetapi, Agus menyebutkan pihaknya belum bisa memastikan kawasan hutan yang rusak disana lantaran di daerah hutan di Aceh Tengah itu memiliki dua area hutan yakni Hutan Lindung (HL) dan Hutan Produksi (HP).
"Kalau kawasannya perlu kita telusuri apakah kawasan HPL (Hak Pengelolaan) atau bukan. Karena kawasan HPL-HPL di kita kan masih kawasan Perhutani jadi yang ada di situkan HL sama HP. Yang jelas habitatnya terganggu, jadi disana kan ada pemangku kawasannya tersendiri di sana jadi kita sama-sama melakukan penggiringan," imbuhnya.(KHA/LNO)
Load more