Mandailing Natal, Sumatera Utara - Warga lima desa di Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara keluhkan kondisi jalan penghubung menuju ibu kota kecamatan rusak parah. Warga harus mengeluarkan sekitar Rp500 sampai Rp700 per kilogram untuk membayar biaya angkutan melintasi jalan sepanjang 12 kilometer tersebut.
Lima desa di Kecamatan Ranto Baek Madina yang menggunakan jalan tersebut di antaranya Desa Ranto Panjang, Lubuk Kancah, Padang Silojongan, Dua Sepakat dan Gonting.
Kepala Desa Dua Sepakat, Alamsyah Lubis, menyebutkan bahwa jalan penghubung ke ibu kota Kecamatan Ranto Baek tersebut sudah bertahun-tahun mengalami rusak, namun dalam satu tahun terakhir kondisinya rusak parah terutama saat musim penghujan.
"Jalan kami ini baru sekali pengerasan, sekitar tahun 2012 lalu yang semula jalan tanah kemudian dikeraskan dan dilapisi dengan sertu (pasir berbatu) sejak itu tidak ada lagi perbaikan jalan ini. Saat ini kondisi nya sudah rusak parah dan sulit dilewati," tutur kepala Desa Dua Sepakat.
Alamsyah Lubis menambahkan, dampak jalan rusak tersebut sangat merugikan masyarakat di lima desa, bahkan warga lainnya yang memiliki usaha di wilayah desa desa terisolir tersebut.
"Pastilah pak, waktu tempuh semakin lama, yang paling pengaruh adalah produk pertanian kami jauh lebih murah, harga kebutuhan pokok disini jauh lebih mahal, kami sangat menderita. Jangankan mobil biasa, mobil gardan dua pun sulit melintas di jalan ini, jadi sangat wajar harga kami anjlok. Salah satu contoh, buah kelapa sawit, di jalan hitam sana laku Rp2.500 per kilogram sedangkan di desa kami jatuh harganya menjadi Rp1.800 per kilogram," keluh Alamsyah Lubis.
Beberapa hari lalu, jalan tersebut sempat viral di media sosial. Akun Facebook Samar Hasibuan memposting perjuangan warga melintasi jalan tersebut.
Dalam video tersebut, seorang ibu paruh baya yang sedang melintas mengeluhkan kondisi jalan tersebut dan meminta tolong kepada presiden Jokowi untuk segera membantu mereka.
Load more