Humbahas, Sumatera Utara – Atraksi budaya Sihali Aek Desa Tipang, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, digelar, Minggu (18/12/2022). Atraksi budaya ini merupakan tradisi peninggalan leluhur warga setempat, yang hingga kini masih terus terjaga.
Ketua Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr Robert Sibarani yang menggagas kegiatan ini kepada awak media mengatakan tradisi budaya Sihali Aek Tipang sangat menarik, dan perlu dikembangkan sehingga ke depan bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke Danau Toba di wilayah Kabupaten Humbahas, secara khusus di Desa Tipang.
“Tujuan dari kegiatan atraksi budaya tipang ini adalah untuk mempersiapkan atraksi yang bisa menarik perhatian wisatawan, dan memang itu bersumber dari budaya di sini,” katanya.
Dalam kegiatan ini dilaksanakan prosesi budaya Sihali Aek dengan melibatkan tetua dan warga setempat, baik kaum pria dan perempuan, memperlihatkan bagaimana leluhur mereka mempertahankan tradisi budaya di Desa Tipang sejak dahulu kala.
“Apa yang kita lihat terakhir tadi, adalah atraksi budaya Sihali Aek yang dikemas sedemikian rupa dari tradisi budaya Sihali Aek Tipang. Sebagaimana saya katakan bahwa ada dua Sihali Aek di sini yakni, irigasi. Satu adalah Sihali Aek dolok, satu lagi Sihali Aek toruan, dan itu dilakukan setiap tahun oleh 62 pekerja irigasi. Tetapi itu hanya dilakukan di bulan Oktober atau November,” kata Prof Robert.
Ketua Lembaga Penelitian Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Dr Robert Sibarani
“Tapi karena ini sangat penting bagi masyarakat Tipang, ini juga perlu diberitahukan kepada masyarakat luas dan dikemas sedemikian rupa dari hasil penelitian tradisi budaya ini. Oleh karena itu, Tipang sudah siap atraksi untuk desa ini, sehingga semua pengunjung yang datang ke sini bisa melihat itu, bisa menonton setiap dibutuhkan,” sambungnya.
Robert juga mengatakan atraksi ini juga bisa digunakan promosi wisata ke luar Desa Tipang. ”Salah satu contoh ini kita sudah mulai pertunjukkan pada waktu kongres pertama kebudayaan batak toba di Balige yang waktu itu tampil dengan memukau,” ungkapnya.
Ia yang juga sebagai Ketua Desa Binaan Tipang sudah datang ke desa tersebut sejak 8 tahun yang lalu melakukan penelitian terkait budaya Tipang yang sangat menarik untuk dipromosikan secara internasional maupun nasional.
“Jadi kita juga diharapkan nantinya ada kaderisasi budaya ini. Kalau yang melaksanakan tradisi ini adalah orang tua, dan generasi muda tidak tau lagi. Dengan kita buat ini menjadi atraksi di samping budaya hidup. Tradisi budaya hidup dilakukan oleh para orang tua, dan itu memang dalam konteks pertanian, tapi atraksi kita buat. Maka dengan demikian dua duanya bergandengan, satu untuk kebudayaan dan satu untuk pariwisata,” papar Prof Robert.
Lewat atraksi ini, lanjutnya, Budaya Sihali Aek Tipang berpeluang dipromosikan ke internasional maupun nasional.
“Boleh, sehingga kalau kita lihat tadi, mulai dari awal sampai akhir itu ada lima kegiatan, pertama itu manukkun boni (menanyakan benih padi yang cocok). Ini boleh juga memberitahukan kepada orang bahwa tradisi pertanian masih jalan di sini, dan hidup mereka memang di pertanian,” terang Robert.
Sementara itu, Kepala Desa Tipang, Juanda Sihombing sangat bangga terselenggaranya atraksi budaya ini. “Kami masyarakat Desa Tipang mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya buat bapak profesor karena acara ini sudah dapat terselenggara,” katanya memulai sambutannya.
Ia berharap atraksi budaya ini menjadi agenda tahun dilaksanakan, sehingga masyarakat di desa tersebut tetap mencintai budayanya sendiri.(ssg/chm)
Load more