Aceh Barat, Aceh - Akibat terbatasnya anggaran dana intensif ratusan tenaga vaksinator Covid-19 di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, selama delapan bulan belum dibayar oleh Pemerintah Daerah (Pemda).
"Kita sudah mengusulkan tapi karena keterbatasan anggaran dana, kalau tidak ada dana dengan apa kita bayar, jadi mohon untuk tenaga kesehatan kita untuk bisa memahami dan memakluminya,” kata Syarifah Junaidah, Rabu (4/1/2023).
Ia juga mengaku telah menjelaskan persoalan ini melalui anggotanya ke tim vaksinator, terkait langkah selanjutnya pihak Dinkes Aceh Barat juga masih menunggu instruksi dari pemerintah.
“Kalau untuk dibayar lagi kita mendengar instruksi pusat yang akan disahuti oleh daerah juga, untuk kegiatan vaksinasi ini sebagai pengabdian kita kepada negara karena ini juga bencana. Makannya, ini tetap kita laksanakan dengan tidak mengandalkan kalau tidak ada uang kami tidak mau kerja, kita tidak mau seperti itu,” katanya.
Lanjut Kadinkes Aceh Barat, pihaknya sangat berharap agar para vaksinator bisa bersabar, meski belum dibayar minta untuk tetap bekerja.
Kadis Kesehatan juga menyesalkan masalah ini bocor ke publik, sebab menurutnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah ada gaji pokok dan tunjungan dan sudah disumpah untuk memberikan memberikan tenaganya ketika negara sedang membutuhkan.
"Padahal kan kita ASN kan ada gaji serta tunjangan, selain itu kita sudah disumpah akan selalu siap untuk negara, kenapa insentif yang sangat diburu, saya mohon bersabar dan tetap terus bekerja," ucapnya.
Mencuatnya Intensif vaksinator covid-19 di Aceh Barat belum dibayar setelah adanya keluhan sejumlah petugas vaksinator kepada jurnalis. Menurut ratusan vaksinator, seharusnya sesuai perjanjian mereka di berikan insentif sebesar Rp.750.000/bulannya, namun hingga kini sudah 8 bulan belum juga di bayar.(kha/mii)
Load more