“Penyemprotan desinfektan juga dilakukan terhadap peralatan, kandang dan sekitar kandang, dan penyuntikan pada hewan juga sudah dilakukan di Desa Batang gadis, Batang Gadis Jae dan Pidoli Lombang,” kata Siar.
Selian itu tim dari Dinas Perkebunan dan Perternakan Sumut juga telah mengambil sampel organ berupa hati, ginjal, paru, jantung, dan potongan tulang rusuk yang akan dikirim ke B-Vet Medan untuk dilakukan uji diagnosa penyakit Septicemia Epizootica (SE).
“Tim dari Sumut sudah turun ke Madina dengan mengambil sample untuk dilakukan Uji Laboratorium untuk mengetahui lebih jelasnya penyakit pada hewan kerbau ini. Ini kan gejala yang kita temukan ini sapi ngorok, tapi kita tunggu hasil dari Uji Lab dari Sumut,” katanya.
Siar juga mengimbau kepada peternak sapi dan juga kerbau di Madina apabila menemukan gejala penyakit sapi ngorok agar secepatnya melapor ke Dinas Pertanian Madina.
“Kita berharap kepada para peternak jika menemukan gejala tersebut agar melaporkan secepatnya kepada petugas kita di lapangan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Madina, Asrul Anwar yang dihubungi melalui telepon selulernya Rabu (18/1/2023) menyebutkan penyakit tersebut menular antara hewan ke hewan.
"Penyakit ngorok sangat menular antara hewan ke hewan khususnya sapi dan kerbau. Hewan yang terserang penyakit ini sebetulnya masih bisa dikonsumsi asal sesuai dengan perlakuannya, penyakit ini tidak menular ke manusia,” pungkas Asrul Anwar.(RSR/LNO)
Load more