Medan, Sumatera Utara - Puncak perayaan Festival Thaipusam di Medan diakhiri dengan parade kereta kencana yang berusia 132 tahun, Minggu (5/2/2023) malam.
Kayu jati Burma menjadi kayu pilihan untuk kereta kencana karena memiliki tekstur batang yang lurus hingga mencapai 50 - 70 meter, tidak mudah retak meski sudah berumur dan tahan di segala cuaca, serta memiliki tekstur corak yang indah.
Perawatan ringan seperti pengecatan ulang dengan warna khas kuning keemasan, dan menjaga kebersihan kereta kerap dilakukan.
Vijay, salah satu pengurus Kuil Sree Soepramaniem Nagarattar menjelaskan, kereta kencana memiliki lebar empat meter dengan panjang enam meter. Kereta kencana juga memiliki ornamen patung dewa dan aksesoris untuk memperindah.
“Patung dewa yang disusun rapi di kereta kencana ini memiliki banyak makna," jelasnya.
Vijay menambahkan, patung yang berada di kereta adalah patung Dewa Brahmana. Dalam kisahnya, ia dihukum karena tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Dewa Murugan.
"Saat itu, Dewa Brahmana menjadi kusir kereta kencana untuk membawa Dewa Murugan, sebagai bentuk pengampunannya, jadi perayaan ini ditandai dengan pelepasan kereta kencana yang membawa rupang Dewa Murugan," ungkapnya.
Tahun 1918 menjadi awal kereta kencana dikirim langsung dari India ke Kuil Sree Soepramaniem Nagarattsaat, Jalan Kebun Bunga Medan Petisah, diketahui ada tig negara memiliki kereta kencana seumuran, yakni Malaysia, Singapura dan Indonesia (Medan).
"Kita warga Medan wajib bangga karena memiliki kereta yang bersejarah dan senang rasanya bisa melihatnya secara langsung,” ucap Zainaba yang masih mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
"Kereta kencana ini dapat menambah kekayaan budaya yang ada di Kota Medan. Karena di kota ini memiliki ragam budaya etnis yang beragam,” lanjutnya.
Kesempatan ini juga dipergunakan warga kota Medan untuk berswafoto di depan kereta sakral tersebut. (Sgh/Nof)
Load more