Jambi, tvOnenews.com - Saat ini sepuluh orang anak korban pencabulan oleh ibu muda Jambi berada di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Sentra Alyatama.
Mereka memilih menjalani sekolah online atau daring karena masih tak ingin bertatap muka dengan banyak orang.
Dikutip dari pernyataan Helmi, ketua RT28 Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi mengatakan bahwa, "Saat ini 10 korban yang berada di Sentra Alyatama mengikuti pelajaran secara online dari sekolah.Orangtua korban sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah."
"Ini atas saran dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Jambi untuk menginapkan anak-anak ke Sentra Alyatama. Jadi mereka sekolah online," terangnya pada, Rabu (8/2/2023).
Miris! 10 Anak Korban Pencabulan Ibu Muda Jambi Alami Trauma Berat, Mereka Memilih Sekolah Online dan Enggan Bertemu Orang. Source: pixabay.com
Sedangkan tujuh anak lainnya yang juga menjadi korban pencabulan,memilih pulang ke rumah masing-masing.
Tujuh korban yang pulang ke rumah sudah menjalankan aktivitas seperti biasa, begitu juga dengan kegiatan sekolah, mereka mengikuti pelajaran di sekolah secara langsung.
Helmi juga menambahkan, bahwa para orang tua korban mulai mengkhawatirkan dampak negatif yang akan timbul pada masa mendatang pada anaknya.
Jika korban anak-anak sudah ditangani dan dipantau oleh pendamping anak di Sentra Alyatama, diharapkan akan dapat meminimalisir terjadinya dampak negatif di masa depan.
Asi Noprini selaku kepala UPTD PPA Jambi membenarkan bahwa ada 10 anak yang masuk ke Balai Rehabilitasi Sosial Anak membutuhkan perlindungan khusus atau Sentra Alyatama Jambi.
Para korban ini akan mengikuti pembelajaran sekolah secara daring, didampingi oleh tenaga pendamping dari Sentra Alyatama.
Kemudian, jika ada tugas sekolah maka tenaga pendamping juga akan menjemput dan atau mengantarkan tugas anak-anak tersebut ke sekolahnya.
"Aktivitas anak-anak ini sesuai dengan usia mereka yaitu bermain di lapangan olahraga, mengaji, belajar sesuai jadwal agar mereka melupakan kejadian yang barusaja dialaminya," ujar Asi Noprini.
Hingga saat ini hampir seluruh korban masih mengalami kondisi trauma mengingat kejadian pencabulan yang menimpanya. (udn)
Load more