"Ya terpaksa kami lakukan, karena ketinggian air mencapai lutut orang dewasa dan aruanya lumayan deras. Jadi anak-anak gak mungkin nyeberang sendiri," ungkapnya.
Abror menambahkan, ada 2 crossway di atas sungai Prambutan yang menghubungkan wilayahnya dengan padukuhan lain. Namun saat banjir sering tak bisa dilalui. Di musim penghujan kali ini, sudah beberapa kali wilayah mereka terisolir.
Sementara itu, salah satu tokoh pemuda Kedungwanglu, Ahsan Nasir, mengatakan, hujan deras melanda kawasan Kapanewon Playen sejak Senin siang kemarin.
Menjelang malam debit air di Sungai Prambutan dan Sungai Oya terus meningkat. Bahkan seringkali ketinggiannya mencapai 1 meter di 2 crossway di Sungai Prambutan.
"Wilayah kami itu dihimpit dua sungai, satu Sungai Oya dan satu lagi Sungai Prambutan. Nah Sungai Prambutan inilah yang membelah padukuhan kami," ujarnya.
Di Padukuhan Kedungwalung, menurut Nasir, ada 10 RT terdiri dari 150 kepala keluarga (KK), dan ada 8 RT dengan 120 KK yang sering terisolir akibat banjir. Sementara ada 2 RT yang tidak terisolir saat banjir.
Wilayah Kedungwanglu berada di ujung Kapanewon Playen yang berbatasan langsung dengan Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul. Wilayah ini cukup terpencil karena untuk masuk ke padukuhan tersebut harus melalui jalan corblok sejauh 2 kilometer dari jalan utama Paliyan-Purwosari.
Load more