Gunungkidul, DIY - Warga di Padukuhan Kedungwanglu, Kalurahan Banyusoca, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Selasa (14/2/2023) siang, terlihat sibuk menggendong anak-anak sekolah melintasi jembatan crossway yang terendam air sungai Prambutan.
Satu persatu siswa TK dan SD di wilayah mereka terpaksa harus digendong menerjang banjir. Kebetulan debit air sungai Prambutan meningkat dan merendam jembatan crossway yang biasa dilewati.
Salah satu pemuda setempat, Muhammad Abror, menuturkan, hujan sebenarnya sudah terjadi sejak hari Senin (13/2/2023) siang kemarin.
"Tapi debit air di Sungai Prambutan dan Sungai Oya yang mengapit wilayah kami baru menggenangi jembatan crossway tadi siang," tutur Abror, Selasa (14/2/2023).
Pagi hari saat anak-anak berangkat ke sekolah, menurut Abror, jembatan crossway masih bisa dilewati, karena air belum naik.
"Namun siang hari waktunya anak-anak sekolah pulang air naik dan menggenangi jembatan," ujarnya.
Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sejumlah warga menjemput anak sekolah dengan menggendong mereka satu persatu menyeberang jembatan.
"Ya terpaksa kami lakukan, karena ketinggian air mencapai lutut orang dewasa dan aruanya lumayan deras. Jadi anak-anak gak mungkin nyeberang sendiri," ungkapnya.
Abror menambahkan, ada 2 crossway di atas sungai Prambutan yang menghubungkan wilayahnya dengan padukuhan lain. Namun saat banjir sering tak bisa dilalui. Di musim penghujan kali ini, sudah beberapa kali wilayah mereka terisolir.
Sementara itu, salah satu tokoh pemuda Kedungwanglu, Ahsan Nasir, mengatakan, hujan deras melanda kawasan Kapanewon Playen sejak Senin siang kemarin.
Menjelang malam debit air di Sungai Prambutan dan Sungai Oya terus meningkat. Bahkan seringkali ketinggiannya mencapai 1 meter di 2 crossway di Sungai Prambutan.
"Wilayah kami itu dihimpit dua sungai, satu Sungai Oya dan satu lagi Sungai Prambutan. Nah Sungai Prambutan inilah yang membelah padukuhan kami," ujarnya.
Di Padukuhan Kedungwalung, menurut Nasir, ada 10 RT terdiri dari 150 kepala keluarga (KK), dan ada 8 RT dengan 120 KK yang sering terisolir akibat banjir. Sementara ada 2 RT yang tidak terisolir saat banjir.
Wilayah Kedungwanglu berada di ujung Kapanewon Playen yang berbatasan langsung dengan Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul. Wilayah ini cukup terpencil karena untuk masuk ke padukuhan tersebut harus melalui jalan corblok sejauh 2 kilometer dari jalan utama Paliyan-Purwosari.
"Kalau pas banjir dan ingin tetap keluar, kita harus jalan kaki naik bukit ke perbukitan yang jaraknya mencapai 10 kilometer," pungkasnya. (Ldhp/Buz)
Load more