Bantul, Yogyakarta,- Dalam rangka memperingati naik tahtanya raja keraton Yogyakarta atau Jumenengan Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X Ke 35, Keraton Yogyakarta menggelar Labuhan di Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Kretek, Bantul, Yogyakarta, Selasa ( 21/2/2023).
Labuhan Jumenengan Sri Sultan HB X digelar setahun sekali pada penanggalan tahun Jawa yakni tanggal 30 Rejeb, Alip 1956 bertepatan dengan hari ini Selasa 21 Februari 2023.
Labuhan dari kertaon Yogyakarta yang sudah digelar sejak ratusan tahun ini selalu mendapatkan perhatian dari wisatawan yang berkunjung di Pantai parangkusumo Parangtritis Bantul Yogyakarta dan mendapatkan perhatian dari masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.
Ribuan warga menyaksikan proses labuhan di Pantai selatan Bantul tersebut. Prosesi labuhan diawali dengan kedatangan rombongan dari Kraton Yogyakarta di Balai Kapanewon Kretek yang membawa 'uba rampe' atau berbagai macam barang yang nantinya akan dilabuh.
Perwakilan dari Keraton Yogyakarta Wakil Penghageng Tepas Dwarapura KRT Wijaya Pamungkas kemudian membacakan daftar barang-barang dan diserahkan kepada Kepala Dinas Kebudayaan atau Kundo Kabudayaan Bantul mewakili Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih yang berhalangan hadir.
Selanjutnya oleh Kundo Kabudayaan Bantul uba rampe dari Keraton Yogyakarta diserahkan kepada Juru Kunci Cepuri, Wedana Surakso Jaladri.
Setelah upacara serah terima uba rampe di Kapanewon Kretek, uba rampe dibawa ke Cepuri Parangkusumo yang kemudian didoakan oleh juru kunci Cepuri. Kemudian oleh abdi dalem keraton Yogyakarta dibawa menuju Pantai Parangkusumo untuk dilabuh.
Wakil Penghageng Tepas Dwarapura, Kraton Yogyakarta KRT Wijaya Pamungkas mengatakan, uba rampe yang dilabuh sebanyak 30 macam barang mulai dari pakaian hingga potongan rambut dari Sri Sultan HB X. Labuhan digelar ditiga lokasi yakni di Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi dan Gunung Lawu.
"Hari ini kita menggelar Labuhan Jumenengan Sri Sultan HB X ke 35 di Pantai Parangkusumo selanjutnya akan ada labuhan yang sama di Gunung Merapi dan Gunung Lawu namun pelaksanaannya setelah labuhan di Pantai Parangkusumo," ungkap KRT Wijaya Pamungkas.
KRT Wijaya Pamungkas menambahkan Labuhan terdiri dari labuhan besar dan labuhan kecil atau patuh. Labuhan besar digelar setiap tahun Dal dan Wawu pada penanggalan jawa. Pada labuhan besar lokasi labuhan ditambah satu lokasi di Dlepih Wonogiri. Sedangkan labuhan kecil hanya di Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi dan Gunung Lawu.
"Labuhan besar dilaksanakan setiap tahun tepatnya setiap tanggal 30 Rejeb pada tahun Dal dan Wawu," jelasnya.
Ritual labuhan ini, imbuh KRT Wijaya Pamungkas, sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas keselamatan dan kemuliaan yang diberikan selama ini, dan memohon agar raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X dan rakyat Yogyakarta diberi keselamatan, ketentraman dan kesejahteraan hidup.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan Bantul, Nugroho Eko Setyanto mengatakan Labuhan Jumenengan Sri Sultan HB X merupakan kegiatan tahunan dan sangat istimewa dalam upaya pelestarian dan menjaga kebudayaan jawa. Masyarakat juga antusias mengikuti acara labuhan ini.
" Antusiasme masyarakat dalam menyambut ritual Labuhan Jumenengan Sri Sultan HB X ke 35 ini sangat luar biasa sehingga Pemkab Bantul turut mendukung kegiatan labuhan yang setiap tahunnya digelar," ujar Nugroho Eko Setyanto.
Prosesi diakhiri dengan melabuh semua uba rampe ke Pantai selatan dan menjadi rebutan warga masyarakat yang sudah mengikuti prosesi labuhan dari keraton Yogyakarta sejak pagi hari. (Ssn/Buz)
Load more