Yogyakarta, tvOnenews.com - Pemda DIY menutup total Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Piyungan Bantul. Penutupan TPA selama 1,5 bulan, terhitung mulai 23 Juli hingga 5 September 2023 mendatang.
Beberapa sudut Kota Yogyakarta mulai terlihat tumpukan sampah. Tak terkecuali kawasan heritage Kotabaru, tepatnya di seputar Babon ANIEM. Terlihat sampah menggunung, dengan lalat yang menyerubung dan bau yang sangat menyengat.
Babon ANIEM merupakan salah satu ikon Kawasan Kotabaru, berupa sebuah bangunan persegi dengan taman di sekelilingnya berdiri di persimpangan Jalan F.M. Noto Kotabaru. Bangunan ini merupakan sebuah gardu listrik dari jaringan listrik yang ada di Kotabaru Yogyakarta.
Oleh masyarakat umum bangunan ini lebih dikenal dengan Babon ANIEM. ANIEM atau Algemene Nederlandsch Indische Electrisch Maatscapij, merupakan perusahan penyedia listrik swasta yang ada di Hindia Belanda.
Tak ayal, tumpukan sampah tersebut cukup tampak mencolok di depan rumah seorang warga di jalan Ungaran Kotabaru itu. Bau menyengat pun langsung menusuk hidung saat hendak masuk ke rumah warga tersebut. Belum lagi lalat yang beterbangan.
"Banyak kirimannya. Bukan saya itu (sampah, red)," ujar Suryo Kumoro, warga yang di depan rumahnya banyak tumpukan sampah.
Suryo mengatakan banyak orang yang membuang sampah di bak sampah depan rumahnya. Mereka terlihat bukan warga sekitar, jadi sambil mengendarai kendaraan bermotor, sampah di lempar di bak sampah yang sekarang sudah membludak.
"(Sampah, red) menganggu, bau, lalat, lalatnya satu tapi temannya banyak," ujarnya.
Sebelum TPA Piyungan Bantul ditutup, sampah selalu diambil oleh petugas setiap hari. Namun sejak dua hari ini, sampah sudah tidak diambil lagi. Suryo berharap tumpukan sampah di depan rumahnya yang mulai bau dan banyak lalat segera bisa ditangani petugas.
Diketahui, Kawasan Kotabaru Jogja merupakan perumahan elit orang Eropa. Dibangun kisaran tahun 1917-1920 oleh arsitek Thomas Karsten. Belakangan ini, Kotabaru Jogja dijadikan kawasan pariwisata alternatif agar tidak terfokus di Tugu dan Keraton Jogja. Sebab memiliki nilai sejarah yang tinggi. (nur/buz).
Load more