Yogyakarta, tvOnenews.com - Sebuah video yang menunjukkan suasana di sekitar depo sampah Lapangan Karang, Kotagede, Jumat (4/8/2023) pagi mendadak viral di media sosial. Dalam video berdurasi 1 menit tersebut, tampak masyarakat saling berdesakan berupaya melemparkan kantong sampah ke dalam truk.
Terang saja, kantong sampah dengan ragam ukuran silih berganti melayang serta meluncur ke dalam truk yang didatangkan guna menampung limbah penduduk di sekitar depo tersebut. Terdengar pula percakapan antarwarga yang tampak antusias menyambut kedatangan truk yang sudah dinanti-nanti itu.
Menyikapi video tersebut, Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo menandaskan bahwa yang terjadi di depo Lapangan Karang tersebut adalah sesuatu yang lumrah. Menurutnya, fenomena itu menggambarkan antusiasme dan keceriaan warga melihat kehadiran truk setelah sekian lama tidak dapat membuang sampah.
"Tidak ada sesuatu yang dikhawatirkan. Itu euforia masyarakat melihat truk datang. Kemudian, caranya menaruh sampah ke truk dengan cara melemparnya, begitu," terang Singgih, Sabtu (5/8/24).
Karena itu, dirinya pun dengan tegas menepis narasi 'lempar-lemparan sampah' yang membuat video itu seakan dramatis dan sarat konflik. Padahal, terlihat gamblang sekali di video tersebut ungkapan keceriaan warga dalam menyambut kedatangan truk yang siap sedia menampung limbah yang diboyong ke depo.
"Bukan lempar-lemparan. Kalau lempar-lemparan kan sampah yang dilempar terus dilempar balik. Itu hanya menaruh sampah di truk yang sudah ditunggu sejak pagi. Lagi pula, itu residu semua," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto menandaskan bahwa depo Lapangan Karang sejauh ini merupakan tempat penampungan limbah yang paling solid. Maksudnya, sinergitas antara pemerintah dengan paguyuban pembawa limbah ke depo terjalin sangat apik.
"Nggak mungkin lempar-lemparan karena petugasnya malah dua kali kerja. Wong mereka sendiri yang harus mengangkat ke truk. Bisa disimak di video itu, warga ceria begitu truk datang," pungkasnya. (Nur/Ard)
Load more