Gunungkidul, tvOnenews.com - Puncak musim kemarau, 359 telaga yang tersebar di 18 kapanewon di Gunungkidul mengalami kekeringan. Selama ini ratusan telaga tersebut menjadi andalan warga, khususnya untuk pertanian dan kebutuhan air bagi ternak.
Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Handoko, mengatakan, saat musim kemarau banyak telaga di Gunungkidul terkena dampaknya.
"Dari pendataan yang kami lakukan, ada 344 telaga sudah mengering, sedangkan yang masih ada airnya 15 telaga. Itupun debitnya sudah berkurang hingga 50 persen lebih,” kata Handoko, Kamis (7/9/2023).
"Telaga yang masih berfungsi (ada airnya) diantaranya telaga Jonge di Kalurahan Pacarejo, Semanu, dan Bembem di Kalurahan Giriasih, Purwosari. Telaga yang mengering salah satunya akibat terjadinya sedimentasi," imbuhnya.
Terjadinya pendangkalan tersebut, menurut Handoko, membuat kapasitas air menjadi berkurang, selain karena musim kemarau yang berkepanjangan.
Sejumlah program sudah dilakukan agar telaga dapat berfungsi dan dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, diantaranya dengan pengerukan dan menambal bagian talut yang bocor. Untuk pengerukan melibatkan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak.
“Ada juga sejumlah telaga yang dikeruk kemudian dipasang lapisan geomembran, agar air tidak terserap ke dalam tanah,” ujarnya.
Load more