Yogyakarta, tvOnenews.com - Belasan ton beras digelontorkan Pemerintah Kota Yogyakarta melalui operasi pasar menyasar 3 pasar tradisional di wilayahnya, Kamis (7/9/23).
Ketiga pasar tradisional yang disasar operasi beras yang bertujuan untuk menstabilkan harga jual ini, meliputi Pasar Beringharjo, Prawirotaman, dan Kranggan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogya, Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan, pihaknya mendapat alokasi beras sebanyak 5 ton dari Bank Indonesia (BI) dan 8 ton dari Bulog untuk menunjang operasi pasar.
Komoditas dari Bulog yang merupakan kategori beras termurah dihargai Rp10.200, sementara beras kelas medium dari BI dibanderol Rp11 ribu.
Namun, ia menyampaikan, belasan ton beras yang dialokasikan tersebut, dikhususkan untuk pedagang di tiga pasar pantauan yang disasar operasi, melaui Kios Segoro Amarto besutan Pemkot Yogyakarta.
"Tapi, harga jualnya harus sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi). Misalnya, beras dari Bulog Rp10.200 dijual Rp10.900. Kemudian, beras dari BI Rp11 ribu maksimal dijual Rp12 ribu," tandasnya.
Ia pun memaparkan, intervensi harus dilangsungkan, lantaran banderol beras di Kota Yogyakarta mengalami lonjakan dalam kurun satu pekan terakhir.
"Ketika terjadi dinamika harga, kenaikan 5 hari bertutut-turut, pasti kita akan intervensi. Kami sudah bermitra dengan BI dan diizinkan melakukan intervensi sampai (harga) terkendali," urainya.
Lebih lanjut, Veronica menyampaikan, selain beras, komoditas telur ayam yang beberapa waktu terakhir harganya melejit, turut jadi sasaran operasi pasar.
Menurutnya, Kota Yogyakarta mendapat alokasi 10 ton telur ayam dari BI yang dipasarkan dengan harga Rp24.300 untuk pedagang di tiga pasar tradisional tersebut.
"Telur juga ada kenaikan, makanya disasar juga dalam operasi pasar ini, agar harganya stabil. Dijualnya itu maksimal Rp27 ribu," ujarnya. (nur/buz)
Load more