Sleman, tvOnenews.com - Pasien transplantasi atau cangkok ginjal yang ditangani di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito, Yogyakarta terus meningkat. Hingga saat ini total sudah ada 112 pasien yang menjalani transplantasi ginjal.
"Yang kami kerjakan dari tahun 2017 memang cukup banyak. Jadi dari tahun 2017 sampai 2023 sekarang kurang lebih sudah 78 pasien. Kalau dari pertama kali dikerjakan di RS Sardjito tahun 1991 total sudah ada 112 pasien yang sudah kita kerjakan," kata Dokter Spesialis Bedah Urologi RSUP Dr. Sardjito Tanaya Ghinorawa di sela Temu Pelanggan Eksternal, Rabu (27/9/2203).
Dirinya menyampaikan, dari jumlah 78 pasien sejak 2017, 3 di antaranya masuk kategori anak-anak. Usianya berkisar antara 8 hingga sebelum 18 tahun.
Sementara sebagian besar pasien yang menjalani cangkok ginjal dinyatakan berhasil dan akhirnya dapat beraktivitas normal. Namun ada sejumlah pasien yang mengalami penolakan jaringan karena berbagai macam faktor.
"Berbagai kondisi yang memicu munculnya antibodi memang sangat beresiko untuk terjadi penolakan jaringan pada tubuh resipien. Berbagai penyakit seperti adanya ketidakteraturan pasien untuk minum obat, kemudian infeksi, atau bahkan mungkin munculnya keganasan pada pasien yang akan memicu munculnya antibodi dan akan memicu terjadinya rejeksi pada organ ginjal yang ditanam pada tubuh resipien," terangnya.
Wakil Ketua Tim Transplantasi Ginjal RSUP Dr. Sardjito, Metalia Puspitasari menerangkan penyebab banyak orang mengalami gangguan ginjal. Mulai dari memiliki riwayat batu ginjal dalam jumlah banyak, hingga karena penyakit kista yang progresif.
"Bisa juga karena kebocoran ginjal. Jadi tanda awal biasanya didapatkan urin berbusa, badannya bengkak, kakinya, tangannya, perutnya, wajahnya ini bisa muncul dan harus segera diperiksakan," ungkapnya.
Faktor lain yang bisa menyebabkan seseorang mengalami gagal ginjal karena adanya infeksi yang menyebar ke ginjal. Khusus dalam kasus anak, biasanya terjadi karena ginjalnya tidak berkembang.
"Kemudian yang lain kita juga perlu berhati-hati. Ada banyak sebenarnya kemungkinan yang lain untuk penggunaan minuman berenergi, ini pun juga harus disertai dengan konsumsi air putih yang cukup," bebernya.
Eka Putri (23) salah seorang yang berhasil menjalani transplantasi ginjal menceritakan perjuangannya hingga bisa sembuh. Saat itu ia didiagnosis mengalami kelainan ginjal stadium akhir pada 2019.
Wanita asal Sleman yang baru lulus dari UNY itu akhirnya melakukan transplantasi ginjal. Ia pun harus menjalani operasi selama empat kali.
"Alhamdulillah tim dokter menyelamatkan saya, memberikan penanganan yang luar biasa hingga saya bisa melanjutkan hidup dengan baik," ujarnya.
Pasien lain, Mutiara Setya Rini (18) punya cerita hampir sama saat mengalami gagal ginjal. Ia didiagnosa mengalami gagal ginjal kronis di usia anak-anak yakni 16 tahun.
Setahun kemudian atau tepatnya Desember 2022, ia memutuskan melakukan transplantasi ginjal di RSUP Dr. Sardjito. Pendonor ginjalnya adalah ibunya sendiri.
"Alhamdulillah saya sekarang sehat wal afiat, pendonor ibu saya juga sehat, dan saya bisa beraktivitas secara normal dan saya sekarang sudah bisa kuliah di UGM jurusan Ilmu Komputer," ucap wanita asal Bantul itu.
Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito Eniarti mengucap syukur karena banyak pasien transplantasi ginjal yang berhasil ditangani.
"Syukur Alhamdulillah tentu atas izin Allah SWT adik-adik kita yang mengalami kelainan atau gangguan pada ginjalnya ini bisa kembali beraktivitas melanjutkan cita-cita mereka menjadi seorang sarjana, dan mudah-mudahan ini juga bisa diikuti oleh saudara-saudara kita yang membutuhkan transplantasi ginjal," pungkasnya. (apo/buz).
Load more