Sleman, tvOnenews.com - Sebuah festival kopi dengan tajuk Merapi Kopi Festival digelar di Merapi Garden, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman pada akhir pekan ini. Di sini, digelar beragam kegiatan yang berhubungan dengan kopi khas lereng Merapi.
Lurah Umbulharjo, Danang Sulistya Haryana mengatakan, Merapi Kopi Festival merupakan ajang mengenalkan kopi lokal khas Merapi kepada masyarakat sekaligus menggeliatkan petani kopi di wilayahnya.
"Kopi Merapi Festival ini kita jalankan bersama teman-teman UMKM. Ini merupakan festival kopi pertama yang digelar tahun ini," terangnya.
Dalam festival ini, lanjut Danang, juga digelar berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kopi, mulai dari lomba tester kopi, fun camp bersama komunitas kopi nusantara, kunjungan ke kebun kopi, hingga minum kopi bersama langsung dari hasil kebun kopi petani.
Adapun jenis kopi yang ditanam di kawasan lereng Merapi adalah Robusta dan Arabika. Namun, untuk saat ini, para petani sedang menanam kopi jenis Robusta.
"Saat ini, ada 7.000 bibit kopi jenis Robusta yang kita tanam. Kurang lebih sekitar 2-3 tahun baru bisa panen," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa mengapresiasi digelarnya Merapi Kopi Festival. Menurutnya, ajang ini bisa digunakan sebagai sarana promosi kopi hasil petani lokal lereng Merapi.
"Merapi Kopi Festival ini juga bagian dari pemberian semangat kepada para petani kopi yang ada di lereng Merapi agar terus bisa memberdayakan kopi ini dan juga sebagai ajang promosi bahwa di Jogja juga punya kopi khas," ungkapnya.
Danang meyakini, festival ini dapat menjadikan petani, pebisnis, dan para pencinta kopi di Kabupaten Sleman lebih bergeliat lagi untuk membawa nama Kopi Merapi Sleman ke kancah nasional, bahkan internasional.
"Ini merupakan bagian dari upaya kita semua, bersama-sama memberikan ruang kepada para petani kopi yang ada di Kabupaten Sleman, kepada para pebisnis kopi, dan juga para pencinta kopi untuk terus bisa memberikan semangat lagi agar kopi Merapi ini bisa melegenda dan mempunyai nama besar lagi," ucapnya.
Danang bercerita, dahulu, Kabupaten Sleman merupakan penghasil kopi yang luar biasa di wilayah lereng Merapi, seperti Kapanewon Cangkringan, Pakem, dan Turi. Sebelum erupsi Merapi 2010, lahan kopi di Kabupaten Sleman luasnya sekitar 800 hektar. Akan tetapi, setelah terjadi erupsi, lahan kopi mengalami penurunan. Saat ini, luas lahan kopi di Sleman tinggal sekitar 400 hektar.
"Melihat potensi pasar di DIY saja sudah sangat banyak karena saat ini menjamur warung-warung kopi di Daerah Istimewa Yogyakarta dan itu permintaan pasar kopinya sungguh luar biasa," pungkasnya. (Apo/Ard)
Load more