"Alhamdulillah atas penghargaan ini, saya berkomitmen untuk terus mengembangkan batik sebagai bagian penting dari kebudayaan Indonesia. Saya akan bekerja lebih keras dalam menciptakan desain-desain baru yang menggabungkan unsur tradisional dan modern untuk mempertahankan warisan budaya ini," jelas Iffah M Dewi, salah satu penerima Anugerah Kebudayaan yang juga seorang desainer muda yang berkiprah dalam Sogan Batik Rejodani, dengan membuat karya batik bercorak nuansa Islami.
Iffah juga berkomitmen akan melakukan berbagai terobosan untuk melestarikan kebudayaan di Yogyakarta khususnya batik agar semakin dikenal diberbagai event kelas dunia.
" Terobosan ke depan yang ingin saya lakukan adalah menghadirkan batik dalam konteks global. Sejalan dengan visi Gubernur untuk menjadikan Jogja sebagai salah satu pusat fashion dunia berbasis wastra," jelas Iffah
Anugerah Kebudayaan ini menjadi ruang apresiasi bagi para pelaku budaya dan objek-objek bangunan warisan budaya dan cagar budaya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain itu juga memberikan apresiasi kepada pihak yang berkontribusi secara aktif terhadap upaya pelestarian kebudayaan di Daerah Istimewa Yogyakarta melalui para pelaku budaya dan perlindungan objek-objek bangunan warisan budaya dan cagar budaya.
Para pelestari dan pelaku kebudayaan yang menerima penghargaan antara lain, Prof. Dr. Inajati Adrisijanti, Iffah M. Dewi, Petrus Agus Herjaka, Tim Behrend, Mahfud Ikhwan, Drs. Surya Helmi,Prof. Dr. Sumarsam, Prof. Dr. Djoko Suryo dan Jamaluddin Latif.
Untuk kategori lembaga, penerima penghargaan diantaranya, Yasma Syuhada, KUNCI Study Forum & Collective, Jogja Heritage Society, Perpustakaan Kolese Santo Ignatius (Kolsani) dan Yayasan Ulating Blencong Yogyakarta. Sedangkan untuk media adalah Jogja TV. (nur/buz)
Load more