Sleman, tvOnenews.com - Seorang dosen kampus swasta terkenal di Surakarta bernama Ainur (39) diduga menjadi korban mafia jual beli tanah. Ia ditipu penjual dan makelar tanah hingga kehilangan uang ratusan juta rupiah.
"Saya kehilangan uang Rp 700 juta," kata dia kepada wartawan di Sleman, Selasa (31/10/2023).
Ainur menceritakan, awalnya ia hendak mencari tanah untuk didirikan sebuah bangunan sekolah. Ia kemudian bertemu dengan seorang makelar tanah berinisial M pada April 2023.
Saat itu ia ditawari tanah seluas 5.500 meter persegi seharga Rp 1,4 miliar di wilayah Bawuran, Pleret, Bantul. Korban kemudian bertemu pemilik tanah berinisial S di rumahnya wilayah Terong, Dlingo, Bantul.
Saat itu S menyatakan jika tanah yang akan dijual dalam kondisi tidak ada permasalahan. Penjual juga menjanjikan akan memberikan akta jual beli (AJB) ketika ikrar pembayaran uang muka.
"Namun saat saya mentransfer uang muka ke rekening S senilai Rp 700 juta pada 14 Juni 2023, yang bersangkutan dan makelar tidak bisa dihubungi," ungkapnya.
Karena merasa curiga, ia kemudian mendatangi Lurah setempat untuk mencari informasi terkait tanah tersebut. Ternyata, tanah tersebut sudah lebih dahulu dijual kepada orang lain sebelum dijual kepada korban.
Kemudian korban menemui S untuk melakukan mediasi dan meminta uangnya dikembalikan. Namun hingga batas waktu yang ditentukan, S tidak memberikan uang tersebut.
"Saya kemudian melaporkan ke Polresta Sleman karena saya merasa ditipu," kata warga Tamanmartani, Kalasan, Sleman itu.
Penasehat Hukum korban, Bahtiar meminta aparat kepolisian agar menangani kasus tersebut secara profesional. Sebab sejak dilaporkan pada 31 Agustus 2023, hingga kini belum ada progresnya.
"Kasus ini sudah dilaporkan sejak dua bulan lalu, tapi terkesan berlarut-larut. Kami ingin keadilan bisa ditegakkan dan jangan ada lagi korban lainnya," ujarnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Riski Adrian menyatakan akan mengecek dulu kelanjutan dari laporan tersebut.
"Mohon waktu, saya kroscek dulu ya," ucapnya saat dikonfirmasi wartawan. (apo/buz).
Load more