"Stok juga mulai kita kurangi, khawatir kalau kulak banyak mendadak harganya turun drastis. Customer kalau harga turun itu pasti tahu," urai Ida.
Di samping itu, dengan harga yang semakin membumbung tinggi, para konsumennya pun turut mengurangi permintaan.
Sehingga, mau tidak mau, para pedagang harus rela mengambil keuntungan yang cenderung minimalis, asalkan komoditasnya laku di pasaran.
"Customer dari hotel dan restoran sekarang belinya sedikit-sedikit. Misal biasanya dua kilo, sekarang satu kilo saja. Ya, sudah, sekarang keuntungannya sedikit tidak apa-apa, sak olehe," ucapnya.
Lebih lanjut, Ida pun memaparkan, meski cabai rawit merah sudah memecahkan rekor banderol tertinggi selama 2023, masih terbuka kemungkinan harganya bakal melejit lagi.
Sebab, di samping cuaca yang tidak menentu, kondisinya pun mendekati akhir tahun, yang lekat dengan siklus kenaikan harga kebutuhan pokok.
"Ada info bisa sampai Rp100 ribu. Apalagi, menjelang akhir tahun. Itu sudah kebiasaan. Momen. Ndilalah pas cuacanya nggak stabil seperti ini," ungkapnya.
Load more