Bantul, tvOnenews.com - Situasi politik di Afghanistan dalam satu terakhir ini tidak stabil mengakibatkan para mahasiswa yang belajar di luar negeri mengalami kendala.
Menanggapi masalah tersebut Kementrian luar negeri memberi bantuan beasiswa kepada 7 mahasiswa kuliah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
PLH Direktur dari Direktorat Asia Selatan dan Tengah di Kemenlu RI Gatot H. Gunawan mengatakan, meskipun Pemerintah Indonesia belum mengakui pemerintahan Afghanistan yang baru, namun Kemenlu tetap menaruh perhatian khusus terhadap terciptanya perdamaian di negara tersebut.
Menurutnya, aksesibilitas pendidikan terutama bagi wanita di Afghanistan semakin sulit. Isu tersebut dibahas secara khusus oleh Kemenlu melalui konferensi internasional di Bali pada Desember 2022.
“Dalam International Conference on Afghan Women’s Education, kami mengajak negara-negara untuk membantu Afghanistan di sektor pendidikan terutama untuk wanita. Dan program pemberian beasiswa kepada mahasiswa Afghanistan ini merupakan bentuk kongkrit setelah diadakannya konferensi tersebut." ujar Gatot saat menerima kedatangan 7 mahasiswa Afghanistan di kampus UMY, Senin (11/12/2023).
"Pemerintah Indonesia selalu berkomitmen untuk memerikan dukungan selama proses perdamaian masih berlangsung di Afghanistan, termasuk bantuan dalam kemanusiaan,” lanjutnya.
Gatot menyatakan dengan berinvestasi kepada kualitas pendidikan yang baik melalui pemberian beasiswa, dirinya percaya bahwa upaya ini akan memerikan dampak positif bagi indeks pembangunan manusia Afghanistan di masa depan.
Ia juga menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasinya kepada UMY atas kerjasama dan dedikasi yang diberikan. Beasiswa ini juga merupakan hasil kerjasama dengan PT. Adaro Energy Indonesia, atas dasar program Corporate Social Responsibility bernama “Adaro Nyalakan Ilmu”.
“Kami di Kemenlu memandang bahwa UMY merupakan salah satu perguruan tinggi yang sudah siap dalam menerima mahasiswa asing, terbukti dengan adanya ratusan mahasiswa asing yang berkuliah di UMY dengan fasilitasnya yang luar biasa. Dan mengingat mayoritas masyarakat Afghanistan yang beragama Islam, maka jika ingin belajar dan merasakan moderasi Islam saya rasa UMY salah satu tempat yang cocok. Selain UMY, ada tiga mahasiswa Afghanistan lain yang diterma di Universitas Islam Internasional Indonesia,” imbuh Gatot.
Wakil Rektor UMY Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan AIK UMY Faris Al-Fadhat mengatakan, UMY menyambut baik kedatangan seluruh mahasiswa dari Afghanistan.
“Mahasiswa baru selalu memberikan harapan dan energi baru bagi kami, karena kami berusaha untuk menyediakan banyak aktifitas bagi mahasiswa di kampus. Kami harap semua yang kami berikan dapat menjadikan seluruh mahasiswa merasa nyaman dan berada di rumah sendiri. Saya percaya bahwa mahasiswa Afghanistan yang berada di UMY dapat menemukan dan berinteraksi dengan banyak mahasiswa dari berbagai negara lainnya termasuk Indonesia,” pungkas Faris. (ssn )
Load more