Saat insiden warga Gunungkidul membentangkan spanduk dukungan Ganjar di Pasar Argosari kemudian dihadang dan dianiaya oleh Pampampres, Endah membeberkan, semua warga yang bergerombol menunggu kedatangan Jokowi dilihat pakaiannya apakah menggunakan pakaian bergambar paslon 03.
"Karena kami punya rumah aspirasi maka warga yang mengadu sudah kami identifikasi yang pertama mereka bajunya disweeping untuk dicek ada kaus Ganjar atau tidak. Yang pakai diminta pulang, yang tidak pulang diminta jaketnya ditutup," ucap Endah.
Itu artinya, lanjut Endah, Jokowi sedang memposisikan dirinya bukan sebagai presiden karena tidak mau adanya demokrasi yang ada di lapangan entah kehendak dari pengawalnya atau Jokowi sendiri. Sebab, Jokowi tidak suka adanya simbol parpol.
Perempuan yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Gunungkidul mengecam adanya kejadian ini. Ia menilai demokrasi telah dibungkam setelah pihaknya memenangkan Jokowi selama 2 periode di wilayahnya.
"Saya sebagai Ketua DPC PDIP kecewa dengan Pak Jokowi yang sudah kami dukung, kami perjuangkan menang di Gunungkidul selama 2 periode dengan persentase tertinggi se-DIY. Periode pertama 61 persen dan 73 persen di periode kedua,' kata Endah.
Terlebih saat itu, Endah juga menjabat sebagai Bendahara Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Jakarta.
Sehingga pihaknya merasa malu seorang kepala negara yang dibanggakan selama ini ternyata tidak negarawan.
Load more