Dalam aksi ini, mereka juga memberikan 'Krupuk Mlempem Award' kepada Bawaslu DIY sebagai simbol kinerjanya yang melempem atas berbagai kasus-kasus pelanggaran dan kecurangan pemilu.
Bawaslu sebagai instrumen demokrasi dinilai gagal menjalankan fungsinya secara optimal.
"Bawaslu tak ubahnya sekadar tukang stempel kepentimgan rezim penguasa yang telah mengatur sedemikian rupa pemilu terselenggara sesuai seleranya," ucap Indra.
Di lokasi yang sama, Ketua Bawaslu DIY, Muhammad Najib menyebut, aksi ini bentuk kecintaan masyarakat terhadap Bawaslu. Yang mana, pengawasan pemilu tidak hanya menjadi tanggung jawab Bawaslu.
"Kita justru senang masyarakat artinya peduli. Ini menjadi support dari masyarakat kepada kami," ucap Najib.
Terkait desakan pemilu ulang, Bawaslu DIY tentunya menyesuaikan dengan mekanisme.
"Kita bekerja sesuai aturan main. Yang memutuskan pemilu ulang bukan kami," pungkasnya. (scp/buz)
Load more