Yogyakarta, tvOnenews.com - Kematian Fara Diansyah (23) di sebuah indekos di Jalan Krasak, Kalurahan Kotabaru, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta sampai saat ini masih menjadi teka-teki.
Indekos itu dihuni oleh H, warga Bandung yang bekerja sebagai pegawai di sebuah kafe di Kota Yogyakarta. Pria usia 30 tahun itu menghilang sejak jasad Fara ditemukan sudah membusuk di indekos tersebut pada Sabtu (24/2/2024) lalu.
Perkembangan kasus terbaru, polisi menyebut H sempat pulang ke daerah asalnya di Bandung untuk mengunjungi orang tuanya.
"Si H sempat pulang ke rumah orang tuanya di Bandung. Kemungkinan (pulang) sebelum ditemukannya jenazah (Farah)," kata Kombes Pol Aditya Surya Dharma, Kapolresta Yogyakarta ditemui, Rabu (28/2/2024).
Berdasarkan informasi yang dihimpun polisi dari ibu H, saat itu H ke Bandung dengan mengendarai sepeda motor matic warna hitam berplat AB yang merupakan kode depan plat nomor kendaraan dari berbagai wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dari plat nomor kendaraan itulah motor yang digunakan H diduga kuat milik korban.
"Informasi dari ibuknya (H) membawa sepeda motor warna hitam plat AB gitu saja tapi (ibu H) tidak ingat lengkapnya. Yang kami duga itulah motor milik korban," ucap Aditya.
Hanya saja, lanjutnya, pertemuan H dengan ibunya di Bandung tidak berlangsung lama. H hanya menjenguk kemudian berbincang dengan ibunya lalu berpamitan untuk kembali lagi ke Yogyakarta.
"Ibuknya cuma bilang mampir terus menjenguk, ngobrol-ngobrol kemudian berpamitan akan kembali ke Yogyakarta. Jadi tidak lama," ungkap Aditya.
Ditanya terkait jenis senjata tajam (sajam) yang digunakan untuk membunuh korban, Aditya belum bisa menyampaikan kepada awak media. Dikarenakan, sajam tersebut sampai saat ini belum ditemukan. Kemungkinan dibawa atau dibuang usai digunakan untuk menghilangkan nyawa gadis berusia 23 tahun tersebut.
Akan tetapi, sajam itu berhasil menimbulkan luka tusuk sedalam 13 sentimeter (cm) hingga tembus di hati korban.
Selain motor dan sajam, polisi juga belum menemukan handphone milik korban maupun H.
"Hp korban dan H belum ketemu semuanya off. (Perkembangan) terakhir itu, lainnya masih dalam penyelidikan," ujar Aditya.
Diberitakan sebelumnya, jasad Fara ditemukan oleh teman H yang diperintahkan atasannya untuk mencari H karena sudah tidak masuk bekerja beberapa hari.
Setelah temannya mendatangi indekos H, ia melihat genangan darah di bawah pintu kos-kosan tersebut. Serta tercium bau busuk.
Teman H kemudian mendatangi ketua RW dan melaporkan kejadian itu ke kepolisian setempat. Setelah dicek, ditemukan jasad Farah yang sudah membusuk.
Adapun, penyebab kematian Farah terkuak dari proses otopsi yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Hasilnya, ditemukan belasan luka akibat sajam di beberapa bagian tubuh korban. Adapun luka dibagian leher yang menyebabkan korban meninggal dunia.
"Ada 11 luka tusukan atau sayatan di leher, tangah dan tubuh korban. (Luka) di leher karena memutus saluran pernapasan. Ini yang menyebabkan korban meninggal," kata Kombes Pol Aditya Surya Dharma, Kapolresta Yogyakarta, Senin (26/2/2024) lalu.
Selain itu, korban diperkirakan meninggal 3-4 hari sebelum akhirnya ditemukan.
Polisi telah memeriksa 6 orang saksi. Serta, akan mendalami hubungan antara korban dan H yang merupakan penghuni indekos tersebut. Harapannya, kasus ini segera terungkap. (scp/buz)
Load more