Sleman, tvOnenews.com - Pihak keluarga tak menyangka Fara Diansyah meninggal dengan cara yang mengenaskan di sebuah indekos di Kawasan Kotabaru, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Sabtu (24/2/2024) lalu.
Pasalnya, gadis berusia 23 tahun itu juga tidak meninggalkan pesan khusus bagi keluarganya.
Namun, adik Fara, Kholud Afrizal menyebut, kakak sulungnya itu berkeinginan untuk menonton konser Kpop bersama teman-temannya di Jakarta pada Maret mendatang.
"Gak ada pesan khusus (dari Fara) yang saya ingat cuma mau nonton konset BTS di Jakarta bareng temannya 15 Maret besok," kata Kholud ditemui di rumahnya Dusun Jaban, Tridadi, Kabupaten Sleman, Rabu (28/2/2024).
Meski belum membeli tiket, lanjut Kholud, Farah sudah membeli kebutuhan untuk menonton konser.
"Kalau tiket (konser) belum beli sih. Tapi kemarin (Fara) pergi sama saya ke Dazzle buat beli kipas (portable genggam) buat nonton konser," ucap Kholud.
Akan tetapi, keinginan tersebut belum kesampaian karena Fara sudah dipanggil Yang Maha Kuasa.
Adapun, Selasa (27/2/2024) malam merupakan malam terakhir tahlilan 7 hari almarhumah meskipun jasad Fara ditemukan pada Sabtu (24/2/2024) lalu. Namun, keluarga menganggap Fara meninggal ketika terakhir kali tidak bisa dihubungi pada Rabu (21/2/2024) lalu.
Ketika jasad Fara ditemukan, Kholud mengaku kaget muka kakaknya sudah tidak berbentuk karena penuh luka lebam. Juga ada luka bekas senjata tajam (sajam) di leher dan dada sebelah kiri yang tembus ke ulu hati.
Demikian juga dengan pihak keluarga karena selama ini memang tidak ada gelagat aneh pada diri Fara. Semua berjalan normal dan tidak nampak ada masalah sama sekali. Kholud tidak tahu yang sebenarnya sebab kakaknya tertutup.
"Kakak saya memang tertutup sama keluarga kalau ada masalah. Mungkin cerita ya sama teman di kampung atau teman kerja. Tapi ceritanya hanya sebatas apa yang disuka," tuturnya.
Sejauh ini, Kholud juga tidak kenal dengan pria berinisial H, penghuni indekos yang menjadi lokasi temuan jasad Fara yang sudah membusuk. Pun, teman-teman Fara.
"Gak ada yang kenal (H). Cuma Farah aja yang tahu. Saya juga tanya teman-teman (Fara) juga gak ada yang kenal (H)," ungkap Kholud.
Dengan adanya kejadian tersebut, ia berharap, polisi segera mengetahui keberadaan H. Kholud juga meminta H diberikan hukuman setimpal jika terbukti menghilangkan nyawa kakaknya tersebut.
"Pelaku cepat ditemukan dan diberikan hukuman setimpal karena telah menghilangkan nyawa kakak saya," pintanya.
Diberitakan sebelumnya, jasad Fara ditemukan oleh teman H yang diperintahkan atasannya untuk mencari H karena sudah tidak masuk bekerja beberapa hari.
Setelah temannya mendatangi indekos H, ia melihat genangan darah di bawah pintu kos-kosan tersebut. Serta tercium bau busuk.
Teman H kemudian mendatangi ketua RW dan melaporkan kejadian itu ke kepolisian setempat. Setelah dicek, ditemukan jasad Farah yang sudah membusuk.
Adapun, penyebab kematian Farah terkuak dari proses otopsi yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Hasilnya, ditemukan belasan luka akibat sajam di beberapa bagian tubuh korban. Adapun luka dibagian leher yang menyebabkan korban meninggal dunia.
"Ada 11 luka tusukan atau sayatan di leher, tangah dan tubuh korban. (Luka) di leher karena memutus saluran pernapasan. Ini yang menyebabkan korban meninggal," kata Kombes Pol Aditya Surya Dharma, Kapolresta Yogyakarta, Senin (26/2/2024) lalu.
Selain itu, korban diperkirakan meninggal 3-4 hari sebelum akhirnya ditemukan.
Polisi telah memeriksa 6 orang saksi. Serta, akan mendalami hubungan antara korban dan H yang merupakan penghuni indekos tersebut. Harapannya, kasus ini segera terungkap. (scp/buz)
Load more