Yogyakarta, tvOnenews.com - Jelang bulan suci Ramadhan, masyarakat di Yogyakarta menggelar prosesi Larung Sengkala untuk membuang sifat sifat buruk manusia.
Prosesi ini dilakukan mulai dari kawasan Tugu Pal Putih, kemudian dilakukan doa tolak bala dengan berjalan kaki menuju Kali Code di kawasan Jembatan Gondolayu, Sabtu (9/3/2024).
Koordinator Komunitas Patembayan Nusantara, Bayu Malam menyampaikan, bahwa prosesi Larung Sengkala untuk mengajak segenap komponen bangsa untuk senantiasa melakukan refleksi diri dan membuang sifat-sifat buruk manusia agar kehidupan serta semesta dapat terwujud baik.
"Aksi Larung Sangkala dengan aksi teatrikal ya, kita mulai pukul 15.00 di Tugu Yogyakarta. Dari Tugu kita berjalan berarakan menuju kali Code di bawah jembatan Gondolayu Kotabaru untuk melarung sifat-sifat buruk manusia. Diharapkan mengenakan busana nuansa putih," jelas Bayu.
Prosesi dimulai dari Tugu Pal Putih kemudian berjalan beriringan dengan membacakan mantra doa Larung Sesaji yang kemudian sesampainya di atas sungai Code di atas jembatan Gondolayu, warga membuang hal-hal negatif ke sungai yang diindentikkan sungai akan membawa hal-hal negatif itu hingga sampai ke laut selatan.
Prosesi digelar menjelang bulan suci Ramadhan dengan hal yang khidmat seklaigus menjadi momentum untuk membuang hal hal burik sekaligus menjadi refleksi bersama sebagai sebuah bangsa.
Tak hanya itu, sejumlah peserta mengenakan atribut Hidung Pinokio sebagai simbol bahwa saat ini banyak lenguasa yang ingkar janji, atau melakukan pembohongan kepada masyarakatnya.
"Kenyataannya pengingkaran terhadap nilai-nilai etika moral massif terjadi. Bahkan dalam praktek kehidupan berbangsa dan bernegara. Kebohongan, sikap culas, korupsi, kolusi, nepotisme, manipulasi, hingga permufakatan jahat dipertontonkan tanpa rasa malu oleh para penyelenggara Negara yang semestinya menjadi panutan masyarakat luas," ungkapnya.
Aksi teatrikal juga disimbolisasikan dengan sebuah hidung Pinokio. Di mana hidung Pinokio ini adalah sebuah simbol kebohongan. Dalam prosesinya, mereka kemudian melakukan buang Sengkala dengan kebohongan itu.
"Jadi mantra yang kita lantunkan adalah mantra Larung Sengkala tadi untuk membuang sifat-sifat aura negatif jahat yang dipertontonkan oleh penguasa kepada masyarakat terutama di Indonesia,"jelas Bayu.
Sementara dalam Mantra Larung Sengkala itu berisi doa-doa dalam bentuk bahasa Jawa Sansekerta Jawa kuno. Doa merupakan permintaan kepada Tuhan Yang Maha Esa agar melindungi bangsa Indonesia bisa selamat dari mara bahaya hingga lima tahun ke depan.
"Jadi banyak yang bisa kami sampaikan. Ini juga pesan untuk kepada pemerintah terutama. Semoga menjadi pemerintah yang bersih adil mempunyai jiwa kesatria berani menunjukkan hal hal yang sangat positif kepada masyarakat tentu saja dalam upaya pemulihan dalam pemilu ini agar lebih baik tidak lagi mempertontonkan hal-hal yang membuat masyarakat menjadi kecewa," pungkas Bayu. (nur/buz)
Load more