Karena saat itu, para pedagang keterbatasan mengakses tempat ibadah yang hanya ada satu yaitu Masjid Al Muttaqin di sebelah Selatan Pasar Beringharjo.
"Sehingga dari saran para pedagang, karena akses salat waktu itu cuma di Masjid Al Muttaqin makanya dibangun masjid ini (Masjid Siti Djirzanah)," kata Lutfi.
Pembangunan Masjid Siti Djirzanah menghabiskan dana lebih dari Rp 8 Miliar.
Pemilihan gaya arsitektur masjid mengadopsi budaya Tionghoa. Dikarenakan, masjid ini berlokasi di wilayah Ketandan yang mayoritas penduduknya etnis Tionghoa.
"Sehingga dulu saat pembangunan (masjid) ada tanda-tangan sekitar 100-an orang dari etnis Cina," ungkap Lutfi.
Adapun, warna biru mendominasi Masjid Siti Djirzanah karena menyesuaikan dengan warna kesukaan dari istri mantan Wali Kota Yogyakarta tersebut.
Masjid Siti Djirzanah dibangun 2 lantai yakni lantai bawah sebagai tempat ibadah kaum perempuan dan lantai atas untuk kaum laki-laki.
Load more