"Ya beli kicak, trus juga beli menu lainnya buat berbuka puasa. Mumpung saya lagi ada kerjaan di Jogja, makanya saya mampir sini. Lumayan ramai juga ya," ungkapnya.
Menempati sepanjang gang kecil di kampung Kauman, atau tepatnya di sisi selatan Jalan KH Ahmad Dahlan, kue tradisional itu banyak diburu masyarakat.
Uniknya, kue Kicak ini hanya muncul setahun sekali di saat bulan suci Ramadhan.
"Kue kicak ini khas Kauman. Kicak dulu dikenalkan pertama kali oleh mbah Wono, seorang warga asli Kauman yang telah memproduksi kicak sejak tahun 1970an," jelas Yati.
Ia menerangkan bahwa Kicak dibuat dari bahan jadah atau beras ketan, yang dicampur dengan kuah santan kental gula merah, kemudian taburi parutan kelapa muda, serta diberi aroma nangka, vanila atau pandan.
"Kicak sangat pas buat berbuka puasa. Rasanya manis, kalo aromanya ada wanginya juga. Untuk satu bungkus kicak dihargai 5 ribu rupiah," jelas Yati.
Selain kicak, pasar sore Kauman juga terdapat berbagai kuliner yang nikmat saat disantap berbuka puasa. Mulai dari roti panggang, nasi kebuli olahan khas timur tengah, jajanan lasar, maulun beragam mijuman segar seperti dawet tanpa santan. (nur/buz)
Load more