Yogyakarta, tvOnenews.com - Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta kembali meluncurkan Awan Panas Guguran atau APG pada Rabu (17/04/2024).
Dari data Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi atau BPPTKG Yogyakarta, Awan Panas Guguran di Gunung Merapi meluncur pada pukul 15:09 WIB dengan Amplitudo max 46 mm, durasi 120 detik, estimasi jarak luncur 1 kilometer ke Kali Bebeng/Krasak, arah angin ke Barat.
"Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso.
Sementara dari periode pukul 12.00-18.00 WIB, cuaca di Gunung Merapi terpantau hujan dan mendung.
Angin bertiup tenang ke arah barat. Suhu udara 18-23.5 °C, kelembaban udara 60-99 persen, dan tekanan udara 837.9-918.5 mmHg. Volume curah hujan 13 mm per hari.
"Secara visual Gunung Merapi tampak jelas hingga kabut 0-III. Asap kawah nihil," terang Agus Budi.
BPPTKG Yogyakarta juga mencatat terjadinya kegempaan Awan Panas Guguran 1 kali, gempa Guguran 34 kali, Low Frekuensi 1 kali, Hybrid/Fase Banyak 13 kali, Vulkanik Dangkal 6 kali dan Tektonik Jauh 1 kali. Selain itu teramati 1 kali guguran lava ke arah Kali Bebeng fengan jarak luncur 1,2 kilometer
"Hingga saat ini tingkat aktivitas Gunung Merapi masih ditetapkan pada Level III atau Siaga," lanjutnya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
Selain itu, masyarakat diimbau mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," pungkasnya.(nur/lgn)
Load more