Yogyakarta, tvOnenews.com - Pengoptimalan depo-depo sampah menjadi solusi yang disiapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta untuk penanganan sampah seiring penutupan permanen Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan Bantul.
Untuk diketahui, adanya kebijakan penutupan TPA Piyungan maka pengolahan sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul atau disingkat Kartamantul terdesentralisasi di masing-masing wilayah per hari ini.
"Sehingga depo-depo sampah disiapkan untuk menampung sampah hingga nanti 2 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) bisa operasional dan dengan swasta bisa ditambah kapasitasnya," kata Ahmad Heryoko, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta dihubungi, Rabu (1/5/2024).
Sejauh ini, TPS yang sudah dioperasionalkan untuk pengolahan sampah di Kota Yogyakarta berada di TPS Nitikan yang dapat mengolah sampah sebanyak 70 ton per hari. Serta kerjasama dengan pihak swasta 20 ton sampah per hari.
Sementara, TPS Kranon dan Karangmiri masih dalam proses pengerjaan. Ditargetkan, dapat operasional mulai akhir Mei ini. Nantinya dua TPS tersebut digadang mampu mengolah sampah masing-masing 50 ton dan 40 ton.
Kemudian, penambahan kapasitas untuk pengolahan sampah kerjasama dengan swasta mulai pertengahan Mei.
"Total sampah di Kota Yogyakarta sebanyak 180 ton bisa ditangani," ucap Heryoko.
Terpisah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Kusno Wibowo meminta agar layanan pengolahan sampah di TPS yang sudah berjalan bisa dioptimalkan.
"Semisal di TPS Nitikan yang sudah jalan yang tadinya 1 sif hanya sampai tengah hari bisa dioptimalkan sampai 2 sif," kata Kusno.
Lebih lanjut, untuk TPS Kranon dan Karangmiri bisa dipercepat pembangunannya.
Di sisi lain, Kota Yogyakarta lebih menggencarkan sosialisasi ke masyarakat bahwa pengolahan sampah semestinya selesai di tataran rumah tangga. Dengan demikian, mengurangi beban pemerintah, lingkungan dan lainnya. (scp/buz)
Load more