Yogyakarta, tvOnenews.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan bahwa kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat dua kali lipat di wilayahnya. Sedangkan, untuk kematian akibat gigitan nyamuk aedes aegypti ada 3 kasus.
"Kasus DBD agak meningkat. Per 3 Mei, cukup banyak ada 907 kasus dengan kematian 3 orang. Sedangkan periode yang sama pada 2023 lalu, penularan DBD dikisaran 400-an kasus," kata Pembajun Setyaningastutie, Kepala Dinas Kesehatan DIY, Selasa (14/5/2024).
Pembajun menyebut, kasus terbanyak DBD pada tahun ini ditemukan di Kabupaten Gunungkidul sehingga perlu perhatian khusus. Adapun, Kabupaten Kulon Progo mencatatkan kasus DBD paling sedikit. Namun demikian, wilayah paling barat DIY ini masih mencatatkan adanya temuan kasus Malaria.
Peningkatan kasus DBD di DIY tahun ini disebut-sebut dipengaruhi oleh cuaca ekstrem. Mulai dari el Nino hingga tingginya curah hujan dengan waktu yang cukup pajang. Sekarang ini, kondisinya berbalik dimana musim panas di atas rata-rata sehingga tempat-tempat yang menjadi perindukan telur nyamuk semakin banyak.
Untuk itu, Dinkes DIY mengimbau kepada masyarakat agar menggiatkan kembali gerakan 3M plus 1 yaitu menutup, menguras, mengubur dan mendaur ulang.
Kemudian, tetap menggalakkan gerakan satu rumah satu Jumantik tetap diinginkan. Di samping itu, Jajaran Dinkes di masing-masing kabupaten/kota dan puskesmas menggiatkan surveilans.
Dinkes DIY mengharapkan masyarakat lebih menyadari kondisi lingkungannya. Dikarenakan, sumber penularan DBD tidak hanya di dalam rumah melainkan luar rumah terutama wilayah yang punya tempat perindukan nyamuk seperti banyaknya penebangan pohon yang menimbulkan cekungan untuk genangan air.
Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat jangan latah dengan fogging. Sebab, fogging hanya mematikan nyamuk dewasa. Sedangkan, pembasmian yang diperlukan terhadap perindukan nyamuk.
"Justru menjaga kebersihan lingkungan yang kita perlukan," ucapnya. (scp/buz)
Load more