Sleman, tvOnenews.com - Kurang lebih 3 hari, sejumlah mahasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan aksi protes dengan berkemah di Halaman Balairung UGM.
Aksi itu telah dimulai sejak Senin (27/5/2024) dan rencananya akan berlangsung hingga Senin (3/6/2024) mendatang. Bahkan, para mahasiswa akan melangsungkan aksi protes ini jika belum mendapatkan respon dari pimpinan kampus.
Seorang peserta aksi, Farid mengatakan bahwa, aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes utamanya kebijakan mengenai penambahan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) yang diterapkan oleh universitas yang berjuluk kampus biru sejak 2022 lalu.
Saat itu, UGM sempat menerapkan Sumbangan Penunjang Mutu Akademik (SPMA) yang bersifat sukarela.
"Praktiknya, waktu itu ada beberapa kesalahan teknis dimana mahasiswa baru tidak bisa memilih iuran nol. Kita tidak tahu apakah itu kesalahan teknis atau mungkin ada intensi di luarnya," katanya ditemui tvOnenews.com, Rabu (29/5/2024).
Pemungutan uang pangkal berlanjut pada 2023. Dimana, UGM membuat rancangan bernama Sumbangan Sukarela Penunjang Institusi (SSPI) di luar Uang Kuliah Tunggal (UKT).
Kemudian kebijakan terlaksana dengan adanya perubahan nomenklatur yakni Sumbangan Solidaritas Pendidikan Unggul (SSPU). Untuk golongan tertinggi dalam penerimaan jalur mandiri dikenakan biaya sebesar Rp 30 juta bagi jurusan Saintek dan Rp 20 juta untuk Soshum.
Load more