Bahkan, acara ini juga cukup memikat wisatawan asing yang tengah berwisata ke daerah ini yakni Selena dan Jimmy. Wisatawan asing asal Belgia itu mengetahui acara Garebeg Pasar dari masyarakat lokal. Ia mengaku sangat tertarik untuk melihatnya karena kebudayaan ini tidak ada di negara asalnya.
"Awalnya hanya liburan terus jalan-jalan dan ketemu dengan orang sekitar terus kesini. Disana (negara asalnya) tidak ada sama sekali," kata Jimmy.
Penghageng II KHP Widyabudaya, KRT Rintaiswara menyampaikan Upacara Garebeg Pasar bermakna hajad dalem yakni upacara budaya yang diselenggarakan oleh keraton dalam rangka memperingati hari besar Agama Islam yakni Idul Fitri, Idul Adha dan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dijelaskan, kata Garebeg atau disebut Grebeg berasal dari kata gumbrebeg yang mengacu pada deru angin atau keramaian yang ditimbulkan pada saat berlangsungnya upacara tersebut.
Adapun, gunungan sebagai simbol perwujudan kemakmuran keraton atau pemberian dari raja kepada rakyatnya.
"Jadi makna Garebeg Besar adalah perwujudan rasa syukur atau mangayubagya Idul Adha yang diwujudkan dengan memberikan rezeki pada masyarakat lewat uborampe gunungan yang berupa hasil bumi dari tanah Mataram," jelas Kanjeng Rinta.
Sementara itu, Carik Kawedanan Widya Budaya, KRT Widyacandra Ismayaningrat menambahkan, konsep awal masyarakat yang memperoleh gunungan memang menunggu giliran.
Load more