Yogyakarta, tvOnenews.com - Gunung Merapi kembali meluncur awan panas guguran pada Senin (22/07/2024) pukul 04:04 WIB. Hingga kini tingkat aktivitas Gunung Merapi masih ditetapkan pada Level III atau Siaga.
Dari pengamatan Balai Penyelidikan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, awan panas guguran dengan amplitudo max 40 mm berdurasi 126 detik.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso menyampaikan, jarak luncur awan panas guguran sejauh 1,2 kilometer ke arah Kali Bebeng, arah angin ke Barat. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan.
"Hingga kini tingkat aktivitas Gunung Merapi masih ditetapkan pada Level III (Siaga). Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya," terang Agus Budi, Senin (22/7/2024).
Sementara dari pengamatan pukul 00:00 - 06:00 WIB, cuaca di kawasan Gunung
Merapi (2968 mdpl) teramati cerah. Angin bertiup tenang ke arah barat. Suhu udara 13-17 °C, kelembaban udara 68-84.1 %, dan tekanan udara 839.6-918.7 mmHg.
Secara visual, Gunung Merapi tampak jelas dengan asap kawah nihil. BPPTKG Yogyakarta mencatat terjadinya gempa awan panas guguran 1 kali, gempa guguran 12 kali, Low frekuensi 1 kali dan hybrid/fase banyak 5 kali.
Selain itu, teramati pula guguran lava sebanyak 9 kali ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1,9 kilometer.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya dan mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
"Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," pungkasnya. (nur/buz)
Load more